Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyampaikan evaluasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Kadin menilai, program PEN masih belum berjalan efektif dalam implementasi di lapangan. Ketua Kadin Rosan Roeslani mengatakan, itu bisa dilihat dari serapan yang masih minim.
"Dari Rp 695 triliun baru tersalurkan 27% dan kalau kita lihat terutama di sektor kesehatan dan korporasi masih 0," ujar Rosan saat konferensi pers bersama Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan PEN Erick Thohir, Rabu (2/9).
Rosan menuturkan, terdapat sejumlah hambatan dalam akses program PEN tersebut. Terutama pada masalah persyaratan yang dinilai masih cukup kaku.
Baca Juga: Pemerintah luncurkan program bansos beras untuk 10 juta penerima PKH
Padahal kondisi saat ini membuat dunia usaha membutuhkan cepat stimulus untuk menjaga arus kas. Namun, aturan yang ada justru memperlambat upaya pengusaha untuk mengakses hal tersebut.
"Perlu ada penyempurnaan dari stimulus terutama masuk masa upnormal, kalau persyaratan cukup kaku mengakibatkan penyerapan jadi sangat rendah," terang Rosan.
Rosan bilang, kebijakan sebelumnya dibuat di masa kondisi dunia usaha masih bisa bertahan dari tekanan Covid-19. Namun, pandemi Covid-19 membuat perubahan yang cepat di sektor usaha. "Keadaan ini dinamikanya tinggi, itu yang kita lihat bagaimana menjaga cashflow," ungkap Rosan.
Saat ini kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (2/9) terdapat 180.646 total kasus positif Covid-19 dimana 129.971 kasus sembuh dan 7.616 meninggal dunia.
Baca Juga: Medio September, pemerintah targetkan 13,8 juta penerima subsidi upah terima bantuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News