Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Angka kekurangan rumah (backlog) di permukiman terus bertambah setiap tahun. Terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat backlog tahun 2010 mencapai 13,6 juta unit rumah.
Menurut Menteri Perumahan Rakyat Suharso bilang, pada 2007 backlog sekitar 7,4 juta unit. Dalam 5 tahun bisa teratasi 20% atau berkisar 1,48 juta unit. "Artinya baru 25 tahun lagi bisa teratasi, padahal tiap tahun rumah tangga bertambah," kata Suharso, Kamis (17/6).
Suharso menjelaskan, pertambahan rumah tangga setiap tahun sekitar 710.000. Pekerjaan besar sekarang, bagaimana merumahkan orang dalam hunian yang benar. Membangun perumahan mesti melihat angka kepadatan penduduk, kesiapan dan ketersediaan lahan, serta lokasi.
Untuk mengatasi backlog pemerintah menyiapkan Dana Alokasi Khusus (DAK). Adapun DAK untuk 2011 hingga 2014 berkisar Rp 2 triliun. Itu disiapkan untuk 320.000 unit rumah. Untuk tahun ini sendiri Rp 150 miliar, yaitu 24.000 rumah di 24 kota dan kabupaten.
Ketua Umum Real Estate Indonesia, Setyo Maharso, tidak menampik kekurangan perumahan kian tidak terbendung setiap tahun. Kini REI ikut memetakan (maping) backlog di setiap kota dan kabupaten. "Pasokan rumah kurang sampai belasan juta unit, Agustus ini maping harus selesai," pungkas Setyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News