kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jumlah Penduduk Miskin Era Jokowi Hanya Turun 2,22%


Senin, 01 Juli 2024 / 20:32 WIB
Jumlah Penduduk Miskin Era Jokowi Hanya Turun 2,22%
ILUSTRASI. Dua warga melintas di kawasan rumah padat penduduk Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Suhajar Diantoro mengungkapkan, sebanyak 135.345 warga Ibu Kota tergolong penduduk dengan kemiskinan ekstrem sehingga harus mendapat perhatian serius dalam memaknai HUT ke-495 DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang dengan persentase 9,03%.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan bahwa tingkat kemiskinan pada periode tersebut menjadi yang terendah dalam 10 tahun terakhir.

"Tingkat kemiskinan sebesar 9,03 juta merupakan yang terendah dalam satu dekade ini," ujar Imam dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (1/7).

Baca Juga: BPS Catat Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Capai Rp 25,2 Juta pada Maret 2024

Ia menyebut, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 3,06 juta atau turun sekitar 2,22% poin dalam 10 tahun terakhir.

"Secara rata-rata, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 300 ribu orang per tahun," katanya.

Berdasarkan paparannya, jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta. Kemudian meningkat lagi pada Maret 2024 turun menjadi hanya 25,22 juta.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa penurunan jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 tersebut tidak terlepas dari pemberian bantuan sosial (bansos) terkait dengan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) yang membuat konsumsi masyarakat miskin penerimaan bansos naik.

Baca Juga: Bapanas Pastikan Bantuan Pangan Nasional Berlanjut di Pemerintahan Prabowo-Gibran

"Akibatnya secara konsumsi, pengeluaran mereka di atas garis kemiskinan," ujar Huda kepada Kontan.co.id, Kamis (1/7).

Huda menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menggelontorkan bansos yang banyak pada saat November 2023 hingga Februari 2024 mulai dari bansos PKH hingga bansos beras.

Ditambah, ada tambahan dana masyarakat dari yang berputar dari adanya pemilu. Oleh karena itu, daya beli masyarakat miskin tetap terjaga pada saat bansos dikucurkan.

"Andaikan tidak ada bansos, angka kemiskinan akan meningkat mengingat harga kebutuhan pokok terutama beras melambung cukup tinggi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×