kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Jumlah Pemudik Diprediksi Turun, Ekonom: Sinyal Pelemahan Ekonomi


Rabu, 19 Maret 2025 / 19:42 WIB
Jumlah Pemudik Diprediksi Turun, Ekonom: Sinyal Pelemahan Ekonomi
ILUSTRASI. Sejumlah pemudik kereta api jarak jauh antre menuju peron di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (17/3/2025). Warga memilih mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan penumpang dan kesulitan mendapatkan tiket kereta pada arus mudik Lebaran 2025. ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/hma/nym.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pemudik diprediksi turun pada momen libur lebaran 2025, seiring dengan hal tersebut jumlah uang beredar juga diproyeksikan ikut merosot.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi (BKT), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) maupun akademisi, jumlah pemudik lebaran 2025 diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai turunnya jumlah pemudik ini memberi sinyal bahwa ekonomi tanah air tengah melemah.

"Penurunan ini tidak hanya mencerminkan perubahan pola mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi sinyal pelemahan dari dinamika ekonomi nasional," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (19/3).

Baca Juga: Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Diprediksi Turun, Kadin Ungkap Penyebabnya

Achmad menjelaskan, tradisi mudik Lebaran selama ini menjadi motor penggerak siklus perputaran uang di masyarakat. Menurutnya, sektor transportasi, ritel, kuliner, dan industri kecil menengah (UMKM) adalah penerima manfaat utama. 

"Dengan penurunan 24% pemudik, aliran uang yang biasanya mengalir ke pembelian tiket, konsumsi di jalan, belanja kebutuhan Lebaran, dan THR diprediksi menyusut signifikan," jelasnya.

Achmad menuturkan, berdasarkan pola tahun 2024, setiap pemudik diperkirakan mengeluarkan rata-rata Rp 2 juta sampai Rp 5 juta selama periode mudik. Jika 46,5 juta orang tidak mudik, potensi kontraksi peredaran uang bisa mencapai Rp 93 triliun sampai Rp 232 triliun. 

Baca Juga: Ini Tarif Tol Jakarta-Jogja di Musim Mudik Lebaran 2025

Di sisi lain, lanjut Achmad, penurunan peredaran uang Lebaran tidak bisa dipisahkan dari konteks makroekonomi Indonesia yang sedang menghadapi tekanan. 

Di mana, kata dia, deflasi pada bulan Januari-Februari 2025 menjadi indikator melemahnya permintaan domestik.

"Masyarakat cenderung menunda belanja karena ekspektasi harga lebih rendah, sementara ancaman PHK di sektor manufaktur dan jasa memperparah kehati-hatian konsumsi," tandasnya.

Baca Juga: Jumlah Pemudik Tahun 2025 Diprediksi Turun, Uang Beredar Menyusut

Selanjutnya: Saham Perbankan Mulai Membaik, Cermati Rekomendasi Analis Berikut

Menarik Dibaca: Cegah Diabetes Sejak Dini, Ini 4 Cara Membatasi Konsumsi Gula pada Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×