Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin tahun 2022 akan menjadi momentum pemulihan ekonomi Indonesia setelah dua tahun berhadapan dengan pandemi Covid-19 yang menekan kondisi ekonomi.
Menurutnya, tahun 2022 menyajikan berbagai peluang transformasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, terutama dari green economy dan teknologi informasi.
Meskipun begitu, Jokowi sadar, di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, langkah pengendalian Covid-19 yang lebih baik serta percepatan vaksinasi tetap menjadi faktor kunci keberhasilan pemulihan ekonomi Indonesia.
Dari segi eksternal, Indonesia juga masih menghadapi tantangan berupa gangguan rantai pasokan yang memicu peningkatan inflasi global dan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan terjadi lebih cepat.
Keyakinan Jokowi bahwa 2022 merupakan momentum pemulihan ekonomi juga didukung oleh beberapa indikator yang menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia sudah lebih baik. Sebut saja pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2021 yang mencapai 5,02% year on year (yoy), PMI Manufaktur Indonesia Januari 2022 sebesar 53,7 atau berada di zona ekspansif, serta Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 118,3 pada Desember 2021.
Baca Juga: Jokowi : Ibu Kota Negara Bagian Penting Transformasi Ekonomi
Secara akumulasi, nilai ekspor Indonesia pada 2021 juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai US$ 232 miliar atau tumbuh 41,9% yoy. Menurut Jokowi, pencapaian tersebut didorong oleh industrialisasi serta hilirisasi besi dan baja yang menguatkan aktivitas ekonomi dalam negeri.
Stabilitas makro ekonomi juga terjaga yang terlihat dari tingkat inflasi yang rendah, yakni 2,18% yoy pada Januari 2022.
"Cadangan devisa Januari 2022 yang sebesar US$ 141,3 miliar juga membawa Indonesia ke posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal, terutama terkait normalisasi kebijakan moneter di AS," kata Jokowi dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2).
Perbaikan lainnya juga terlihat dari investasi di Indonesia tahun 2021 yang mencapai Rp 901 triliun atau tumbuh 9% yoy dengan penanaman modal asing sebesar Rp 454 triliun atau naik 10% yoy.
"Realisasi ini menunjukkan kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia meski di tengah pandemi," ucap Jokowi.
Menurut Jokowi, momentum pemulihan investasi ini harus dijaga dengan baik melalui reformasi struktural yang perlu terus dilanjutkan. Ia meyakini, reformasi struktural menjadi kunci bagi Indonesia untuk mengarahkan kebijakan ekonomi yang menghasilkan nilai tambah, memacu produktivitas, meningkatkan investasi, dan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya.
Salah satu langkahnya adalah dengan terus meningkatkan hilirisasi produk tambang seperti yang sudah dilakukan pada nikel. Jokowi berencana mendorong hilirisasi pada bauksit, tembaga, dan lain-lain guna meningkatkan nilai tambahnya dan membuka peluang kerja bagi rakyat.
Baca Juga: Aktivitas Diperketat, Ekonomi Jakarta Melambat
Pemerintah juga berencana membangun ekosistem industri semi-konduktor yang akan dimulai dengan investasi poly silicon dan chip design.
Yang tak kalah penting, pemerintah juga akan fokus pada pembangunan ekonomi hijau demi mencapai ekonomi berkelanjutan. Green Industrial Park di Kalimantan Utara disebut-sebut akan menjadi showcase utama dalam penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam berbagai aktivitas ekonomi serta peralihan ke sumber energi terbarukan untuk mewujudkan ekonomi hijau.
Jokowi juga mengklaim program Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur merupakan bagian penting dari transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau. "IKN akan menjadi showcase transformasi, baik di bidang lingkungan, cara kerja berbasis ekonomi, teknologi, dan lain-lain termasuk pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih berkualitas, serta tata sosial yang toleran yang menjunjung tinggi etika publik,” ungkap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News