kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,25   2,50   0.28%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi terima kunjungan PM Australia Tony Abbot


Senin, 20 Oktober 2014 / 20:15 WIB
Jokowi terima kunjungan PM Australia Tony Abbot
ILUSTRASI. Penampakan proyek Light Railway Transit (LRT) dari udara di harjukyi, Jakarta Timur, Rabu (15/03/2023). KONTAN/Baihaki/15/03/2023


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Usai menghadiri konser rakyat salam tiga jari, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung kembali ke Istana Merdeka. Di sana, Ia menerima kunjungan kenegaraan dari Perdana Menteri Australia Tony Abbot.

Pertemuan keduanya berlangsung singkat, hanya kurang dari setengah jam. Abbot tiba beserta rombongan 19.00 WIB, dan langsung disambut Jokowi di pintu masuk Istana Merdeka.

Usai melakukan pertemuan, keduanya bersama-sama keluar dari ruangan dan berljalan melintasi kumpulan wartawan. Kepada wartawan, Jokowi mengaku telah membicarakan mengenai investasi dengan Abbot.

Selain soal investasi dan perdagangan, Jokowi-Abbot juga membicarakan soal kondisi pelajar Indonesia yang ada di Australia, dan pelajar negeri kangguru itu yang ada di Indonesia. "Kita juga diundang oleh Australia untuk hadir di pertemuan puncak G-20," ujar Jokowi, Senin (20/10).

Rencananya, acara G-20 akan dilaksanakan di Birsbane, Australia pada bulan November 2014 mendatang. Indonesia memang menjadi salah satu negara yang masuk ke dalam G-20

Namun Jokowi mengaku tidak berjanji untuk bisa hadir dalam pertemuan G-20 tersebut. Pasalnya, sejauh ini dirinya masih disibukan dengan pembentukan kabinet.

Sebelumnya, Jokowi juga telah bertemu dengan perdana menteri Singapura Lee Hsien Loong, dan perdana menteri Malaysia Najib Razak. Dengan Lee misalnya, Jokowi membicarakan soal upaya perbaikan ekonomi di Indonesia.

Misalnya, tentang kondisi subsidi bahan bakar minyak (BBM), kondisi infrastruktur di Indonesia, termasuk infrastruktur kelistrikan dan komitmennya untuk melakukan reformasi birokrasi.

Menurutnya, negara lain memang mengeluhkan ketiga hal tadi menjadi masalah Indonesia. Sedangkan dengan Najib, Jokowi mengaku telah membicarakan sial aturan yang menyulitkan investor berkembang di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×