kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi tawarkan TaniHub, Prabowo tawarkan kemandirian petani


Minggu, 17 Februari 2019 / 21:04 WIB
Jokowi tawarkan TaniHub, Prabowo tawarkan kemandirian petani


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Debat capres putaran kedua mengangkat topik revolusi industri 4.0 dan bagaimana strategi para calon untuk melibatkan petani dan sektor pangan yang masih terkendala karena berada dalam posisi ekonomi skala kecil. Joko Widodo tawarkan TaniHub dan Prabowo Subianto tawarkan kemandirian petani.

Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo menyampaikan bahwa dalam revolusi industri 4.0, pihaknya sudah mengarahkan perubahan Sumber Daya Manusia (SDM) agar lebih siap. Bagi petani, konsep marketplace sudah dijalankan dengan membangun sistem apliasi TaniHub yang memungkinkan produsen petani berhubungan langsung dengan konsumennya.

Tak hanya itu, juga sudah dibangunan iklim pendanaan online melalui teknologi fintech dan pinjaman peer to peer yang memungkinkan petani mendapatkan modal mudah. "Sehingga membangun ekosistem offline untuk mendukung online, agar tidak ketinggalan dengan negara lain," kata Jokowi dalam debat, Minggu (17/2).

Tak hanya itu, pembangunan Palapa Ring di Indonesia Timur, Tengah dan Barat menjamin kelancaran komunikasi dan potensi digital sehingga jaringan 4 G menjadi semakin rata.

Pembangunan dan perkembangan teknologi ini di debat calon nomor urut 2 Prabowo Subianto sebagai pengalihan dari fokus pembangunan rakyat petani. "Bagus bicara 4.0 tapi belum bisa capai pangannya sendiri, saya ingin kita bisa mandiri sebelum impor pangan pangan kita," kata Prabowo.

Pernyataan tersebut menurut Jokowi menunjukan pesimistis Prabowo akan pembangunan sumber daya manusia menyongsong revolusi teknologi dan 4.0. "Pak Prabowo kelihatan nya ke depan kurang optimis," katanya.

TaniHub adalah sebuah startup yang didirikan pada 2015 sebagai layanan aplikasi on-demand untuk pengiriman kebutuhan sayuran dari lahan pertanian ke rumah tangga. Tak cuma segmen business-to-consumer yang digarap oleh mereka, melainkan juga business-to-business, dan kemudian melebarkan usahanya ke platform investasi crowdlending lewat Tanifund.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×