Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) menjadi salah satu persoalan ekonomi utama yang disasar pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Jokowi menargetkan dapat mengakhiri defisit transaksi berjalan dalam empat tahun masa pemerintahannya ke depan.
“CAD menjadi masalah yang berpuluh-puluh tahun tidak pernah selesai. Tapi saya meyakini dengan transformasi ekonomi kita bisa selesaikan CAD kita,” tutur Jokowi dalam sambutannya pada acara Kompas 100 CEO Forum, Kamis (28/11).
Baca Juga: Bank DBS meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ada level 5%-5,1%
Jokowi menjelaskan transformasi ekonomi utama yang perlu dilakukan untuk mengentaskan CAD ialah melalui hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam (SDA).
Besarnya ketergantungan Indonesia pada pergerakan harga komoditas mentah membuat ekonomi rentan, terutama volatilitas rupiah dan pertumbuhan.
“Oleh karena itu, ke depan kita memiliki agenda besar yaitu meningkatkan ekspor dan melakukan substitusi impor. Selain itu juga menarik devisa sebanyak-banyaknya lewat pengembangan destinasi wisata dan yang menjadi tugas besar BKPM, penarikan investasi langsung (FDI),” lanjut Jokowi.
Adapun hingga kuartal III-2019, Indonesia masih mencatatkan CAD sebesar US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap PDB. Pada tahun lalu, CAD sempat membengkak mencapai US$ 31 miliar atau setara 2,98% dari PDB.
Baca Juga: BI yakin NPI dan CAD akan membaik pada akhir tahun 2019, ini tanggapan ekonom
Bank Indonesia sebelumnya optimistis, pada akhir tahun posisi CAD akan semakin menyempit dalam rentang 2,5%-3%.
Perbaikan CAD tahun ini terutama didukung oleh aliran modal asing yang masuk cukup deras ke pasar domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News