kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi Soroti Minimnya Belanja Produk Dalam Negeri Pemerintah Daerah


Rabu, 10 Juli 2024 / 13:00 WIB
Jokowi Soroti Minimnya Belanja Produk Dalam Negeri Pemerintah Daerah
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024). Dalam Rakornas pengendalian inflasi yang bertemakan Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga itu Presiden Joko Widodo mengatakan inflasi Indonesia pada Mei 2024 berada di angka 2,84 persen dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah meningkatkan belanja produk dalam negeri (PDN). Sebab, berdasarkan laporan yang diterimanya, belanja PDN terbilang masih minim.

"Saya cek masih di angka 41% penggunaan produk dalam negerinya untuk kabupaten dan kota, 41% masih kecil. Artinya selain itu berarti produk-produk impor," ujar Jokowi saat membuka Rakernas Apkasi, Rabu (10/7).

Jokowi mengingatkan bahwa negara mengumpulkan uang dari penerimaan negara itu sangat sulit. Baik dari pajak, PNBP, royalti, dan/atau dividen.

Baca Juga: Kemenperin Dukung Industri Alat Olahraga Nasional lewat Standardisasi&SertifikasiTKDN

Setelah terkumpul, penerimaan negara ditransfer ke daerah. Sebab itu, jika anggaran digunakan untuk membeli produk impor yang mendapat manfaatnya adalah negara lain.

"Jadi gunakan 100% untuk pengadaan barang dan jasa itu produk-produk dalam negeri," ucap Jokowi.

Mengutip portal data APBD Kementerian Keuangan, realisasi belanja per 9 Juli 2024 baru Rp 451,49 triliun atau 32,61% dari pagu.

Baca Juga: Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Belanja Menjadi Biang Kerok Defisit APBN 2024

Realisasi belanja tersebut terdiri dari belanja pegawai yang baru mencapai Rp 215,53 triliun atau 46,39%, belanja barang dan jasa mencapai Rp 104,36 triliun atau 26,61%, belanja modal mencapai Rp 30,07 triliun atau 13,83% dan belanja lainnya mencapai Rp 101,52 triliun atau 32,73%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×