Reporter: Fahriyadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus gencar mengusahakan pembangunan proyek transportasi massal. Selain Mass Rapid Transit, ada pula monorel.
Namun, tampaknya, upaya membangun monorel ini tak akan mudah. Pasalnya, dalam rapat awal pembangunan monorel hari ini, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mempertemukan berbagai pihak untuk mengumpulkan banyak masukan.
Alih-alih mendapat masukan untuk mendorong pembangunan, yang terjadi malah perbedaan pendapat antara PT Adhi Karya Tbk sebagai BUMN yang akan membangun proyek ini dengan PT Jakarta Monorail (JM) sebagai pihak yang sebelumnya membangun proyek ini pada 2005 dan berhenti pada 2008.
"Saya ingin Monorel ini diputuskan secara cepat, tapi yang harus dilakukan sekarang adalah 'merukunkan' dua perusahaan ini dan itu tak mudah," ujar Jokowi seusai rapat di Balaikota, Jumat (7/12).
Menurut Jokowi, ada beberapa pertimbangan untuk melibatkan kembali Jakarta Monorel dalam proses pembangunan monorel di Jakarta. Salah satunya adalah agar pemerintah bisa menggunakan tiang-tiang monorel yang sudah berdiri milik Jakarta Monorail.
"Selain itu, kami juga tidak usah membuat landasan hukum baru karena sudah ada payung hukum pembangunan ini sebelumnya. Pelaksanaan tender juga tidak diperlukan lagi," jelasnya.
Tapi, pasca rapat tersebut agaknya Jokowi punya pekerjaan rumah baru untuk membuat dua perusahaan ini mau bergabung menjadi satu konsorsium, sehingga nanti pembangunannya tersistem dan tidak terpisah-pisah.
"Minggu depan akan saya putuskan jika kedua pihak, baik Jakarta Monorail dan Adhi Karya, sudah satu suara," tandasnya.
Mantan Walikota Solo ini bilang jika nantinya sudah bisa diputuskan pada pekan depan, maka bisa langsung dibangun tahun 2013 dan dalam tiga tahun bisa rampung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News