Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengakui masalah lahan menghambat pembangunan hunian tetap (huntap) di Sulawesi Tengah.
Pembangunan huntap ditujukan untuk relokasi rumah yang terdampak bencana gempa dan likuifaksi di Sulteng. Setahun berlalu, pembangunan tersebut masih belum rampung.
"Agak lambat karena masalah yang berkaitan dengan lahan, pembebasan lahan, terutama untuk relokasi hunian tetap," ujar Jokowi saat meninjau pembangunan di Palu, Sulteng, Selasa (29/10).
Meski begitu, Jokowi bilang masalah lahan tersebut sudah diselesaikan. Jokowi meminta langsung Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A Djalil untung mengatasi masalah tersebut.
Setelah masalah lahan selesai akan segera dilakukan lelang untuk konstruksi. Terdapat dua lokasi pembangunan huntap di Duyu dan Sigi.
Keduanya akan dilakukan secara paralel pada tahun 2020 sehingga lebih cepat selesai. Asal tahu saja proyek pembangunan huntap dilakukan sebanyak 11.000 unit.
"Kita harapkan pertengahan sampai akhir tahun bisa diselesaikan semuanya," terang Jokowi.
Saat ini, huntap yang sudah siap dikerjakan di Dayu sebanyak 450 unit. Sementara huntap di Sigi 1.500 unit, tetapi dalam proses lelang 500 unit.
Selain rekonstruksi rumah warga, pemerintah juga akan memperbaiki fasilitas-fasilitas publik seperti bandara dan pelabuhan. Menurut Jokowi, perbaikan akan segera dilakukan setelah proses lelang selesai karena anggaran untuk rehabilitasinya sudah siap.
"Tetapi juga ini butuh waktu. Ini masih dalam proses lelang dan segera dikerjakan sudah selesai," ujarnya.
Adapun untuk perbaikan di sektor pertanian, Jokowi bilang pemerintah akan memprioritaskan pengerjaan irigasi. Jokowi menyebut irigasi untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.700 hektare (ha) dari total kebutuhan 7.000 ha akan dikerjakan tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News