Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta kelanjutan program strategis nasional di tengah pandemi virus corona (Covid19). Salah satunya adalah penanganan pencegahan perubahan iklim.
Indonesia sendiri memiliki kerja sama penurunan gas rumah kaca dengan Norwegia sebesar 26% pada tahun 2020 dan naik sebesar 29% pada tahun 2030. Selain itu Indonesia juga memiliki komitmen penurunan emisi karbon sebesar 29% pada 2030. Serta penurunan 41% dengan kerja sama teknik dari luar negeri.
Baca Juga: Percepat penanganan corona, Pemprov Jatim kerjasama penthalex dengan PTN dan PTS
Penurunan emisi karbon juga dilakukan dalam sejumlah sektor. Antara lain sektor kehutanan 17,2%, sektor energi 11%, sektor limbah 0,32%, sektor pertanian 0,13%, serta sektor industri dan transportasi 0,11%.
"Kita harus terus konsisten menjalankan program pemulihan lingkungan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (6/7).
Beberapa hal ditekankan Jokowi seperti perlindungan gambut dan rehabilitasi hutan. Terutama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau seperti saat ini.
Selain itu program pengembangan energi yang ramah lingkungan juga perlu didorong untuk mengurangi emisi karbon. Antara lain pengembangan Biodiesel 30% (B30) hingga mencapai B100. "Pengembangan energi surya, dan energi angin, saya kira kita sudah memulai ini dan agar terus dilanjutkan," terang Jokowi.
Baca Juga: Intip kekayaan Susi Pudjiastuti: Aset terbesarnya properti tanah dan bangunan Rp 70 M
Kebijakan dalam mencapai hal tersebut juga perlu didorong penyelesaiannya. Termasuk dalam tahap pendanaan serta insentif dalam menjalankan program tersebut. "Kita harus memastikan bahwa pengaturan karbon memiliki dampak yang signifikan bagi pencapaian target gas rumah kaca," jelas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News