Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sejak beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekspor nasional melambat. Bahkan, mulai tahun ini nilai ekspor nasional malah lebih lebih kecil dibandingkan impor sehingga menimbulkan defisit neraca perdagangan.
Akar masalahnya adalah produk Indonesia kalah bersaing dengan buatan negara-negara lain. Kualitas produk Indonesia lebih jelek, sehingga tak laku di pasar internasional.
Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memandang, solusi menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 adalah dengan meningkatkan kualitas produk nasional. Jika tidak, siap-siap saja pengusaha Indonesia hanya menjadi penonton di pasar lokal.
Oleh karena itu, Jokowi-JK akan mengarahkan dan membimbing para pengusaha agar menghasilkan produk -produk yang dapat menjawab kebutuhan ASEAN. Barang-barang produksi dalam negeri, tidak hanya dipasarkan di Indonesia. Contohnya, pedagang kaos dari Bandung, harus mulai memikirkan bagaimana ciptaannya diterima oleh di ASEAN.
Anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Imam Sugema, bilang, revolusi mental akan mengubah pola pikir masyarakat. Masyarakat yang selama ini hanya fokus berorientasi untuk pasar domestik, bakal lebih berkembang dengan menyasar pasar luar negeri. "Hasil akhirnya bukan hanya di pasar ASEAN saja, kita bisa unggul di tingkat global," kata Imam.
Bersamaan revolusi mental, Jokowi-JK akan menunjang peningkatan daya saing dengan membangun infrastruktur sehingga mempermudah arus distribusi barang. Mereka akan membangun jalan sepanjang 2.000 kilometer dan memperbaiki jalan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Jokowi-JK juga berencana untuk membangun 10 kawasan industri baru, berikut pengembangan untuk hunian buruh. Selain itu pasangan ini juga berencana untuk membangun 10 pelabuhan baru, 10 bandara baru, dan merenovasi bandara maupun pelabuhan lama.
Syarifudin Suding, Juru Bicara Jokowi-JK, menambahkan, sembilan program prioritas Jokowi-JK bakal mampu membangun Indonesia menghadapi pasar bebas di ASEAN maupun di tingkat global. Sembilan program itu bermuara pada sumber daya manusia (SDM) dan produk yang berkualitas. "Program itu untuk peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan kualitas di pasar internasional," kata Syarifudin.
Jokowi-JK juga akan menggerakkan sektor-sektor strategis di bidang ekonomi domestik. Jadi, dari dalam negeri sendiri terpacu untuk meningkatkan daya saing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News