Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia terbuka terhadap ketertarikan Papua Nugini (PNG) untuk mempelajari langkah-langkah Indonesia dalam melakukan hilirisasi industri produk mineral.
"Berkaitan dengan mineral, sama Indonesia dengan PNG itu mineralnya melimpah, tapi PNG ingin karena melihat hasil stok nikel di Indonesia memberikan nilai tambah yang sangat besar sampai 30 kali sehingga PNG ingin melihat step-step-nya seperti apa dan Indonesia terbuka untuk itu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (6/7).
Baca Juga: Harapan Jokowi Saat Tinjau Ladang Jagung di Food Estate Papua
Maka Kepala Negara mempersilakan pihak PNG untuk melihat hilirisasi industri yang ada di Indonesia, baik di Morowali dan Weda Bay untuk komoditas nikel, di Gresik untuk tembaga, hingga di Bintan untuk bauksit.
"Semuanya ada dan akan kita buka. Kalau mau kerja sama boleh dengan BUMN bisa, dengan private sektor, sektor swasta juga bisa, tidak kerja sama pun tidak apa-apa, tetapi kita terbuka," imbuhnya.
Menurut Presiden, kerja sama tersebut penting untuk kemajuan bersama, utamanya bagi negara-negara selatan.
"Ini untuk kemajuan bersama, terutama untuk global south. Selatan-Selatan ini penting sekali kita galang bersama-sama," jelasnya.
Menurutnya hubungan Indonesia dengan Papua Nugini makin baik. Hubungan yang baik tersebut akan direalisasikan dalam berbagai kegiatan konkret seperti pembuatan zona ekonomi di perbatasan karena potensi nilai perdagangannya yang besar.
Baca Juga: Indonesia dan Papua Nugini Sepakat Susun Peta Jalan Kerja Sama Pembangunan
Untuk diketahui, nilai total perdagangan Indonesia-Papua Nugini sebesar US$307 juta, dengan ekspor RI sejumlah US$244 juta dan ekspor Papua Nugini US$63 juta. Indonesia surplus US$181 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News