Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
"InsyaAllah akan semakin besar investor-investor yang akan masuk ke Indonesia lewat INA, bukan hanya jalan tol tetapi untuk proyek besar yang memberikan efek ekonomi terhadap negara kita," ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Penandatanganan Perjanjian Induk antara INA dengan PT Hutama Karya serta konfirmasi dimulainya transaksi dengan Waskita Toll Road adalah realisasi pembiayaan yang sifatnya inovatif. Skema pembiayaan baru ini akan mengakselerasi pembangunan infrastruktur yang melibatkan investasi baik domestik ataupun internasional.
Sri menyebut saat ini ada 54 proyek jalan tol yang dikategorikan proyek strategis nasional. Akselerasi pembangunan infrastruktur merupakan pilar yang penting dalam memajukan ekonomi terutama memajukan daya saing dan produktivitas.
Baca Juga: Kinerja Wijaya Karya (WIKA) Kurang Memuaskan di 2021, Begini Prospeknya Tahun 2022
Pembangunan infrastruktur juga memerlukan pendanaan yang besar. RPJMN menyebutkan kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur mencapai Rp 6.445 triliun, sedangkan APBN menyediakan Rp 2.385 triliun atau 37% dari kebutuhan. Hal ini belum diperhitungkan jika terdapat realokasi anggaran seperti saat terjadi pandemi. Maka untuk melanjutkan pembangunan tak hanya dapat mengandalkan APBN, peranan BUMN dan swasta juga sangat menentukan.
"Kita di Kementerian Keuangan akan terus lakukan reformasi fiskal, kita akan perbaiki sisi penerimaan baik itu pajak bea cukai ataupun PNBP, sisi belanja makin berkualitas baik belanja pusat ataupun daerah dan sisi pembiayaan yang prudent serta inovatif," kata Sri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News