kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Beberkan Peluang Start Up Sektor Pertanian di Tengah Krisis Pangan Dunia


Senin, 26 September 2022 / 13:54 WIB
Jokowi Beberkan Peluang Start Up Sektor Pertanian di Tengah Krisis Pangan Dunia
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) terbaru di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (3/9/2022).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jumlah start up atau usaha rintisan di sektor pertanian masih minim. Sementara peluang pengembangan usaha rintisan terbuka lebar di tengah adanya krisis pangan dunia saat ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pengembangan usaha rintisan ini untuk ikut andil memecahkan persoalan pangan dunia. Hal itu disampaikan Jokowi dalam BUMN Startup Day 2022 secara virtual, Senin (26/9).

"Padahal tadi kalau kita lihat urusan masalah krisis pangan urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi. Dan itu adalah kesempatan itu adalah peluang itu adalah opportunity dan agriculture hanya 4%," ungkap Jokowi dalam BUMN Start Up Day 2022, Senin (26/9).

Jokowi mengatakan, di dalam sektor pertanian terdapat potensi besar untuk dikembangkan. Dimana terdapat lini produksi, distribusi hingga pasar yang memiliki potensi untuk dikembangkan melalui teknologi.

Baca Juga: Bukit Asam Pacu Inovasi Teknologi Dekarbonisasi

"Di sini ada peluangnya semua, urusan distribusi ada, urusan produksinya ada, urusan pasarnya ada peluang semuanya. Dan yang urusan pangan ini kan tidak hanya urusan beras saja komoditas yang lainnya banyak sekali," jelasnya.

Peluang sektor agriculture juga memiliki target konsumen yang luas, mulai dari petani di ladang, nelayan di lautan hingga ibu-ibu rumah tangga.

Tak hanya sektor agriculture, Jokowi juga menyebut peluang lain bagi pengembangan start up datang dari sektor kesehatan dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).

Pada sektor UMKM Ia menjelaskan masih ada ruang yang besar untuk dikembangkan, pasalnya dari 65 juta UMKM baru 19 juta yang masuk digitalisasi.

Namun, Jokowi mengingatkan bahwa 80%-90% start up gagal saat masih merintis. Hal ini dikarenakan tidak melihat kebutuhan pasar yang ada.

Baca Juga: Seratusan wirausahawan dari seluruh Indonesia berebut investor

Kemudian kegagalan start up saat merintis biasanya karena kehabisan dana. Oleh karenanya Ia berharap venture capital dan BUMN dapat mendukung pembangunan ekosistem digital, sehingga usaha rintisan yang muncul dapat menikmati peluang ekonomi digital yang ada.

"Ini nanti fungsinya venture capital, fungsinya BUMN agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini bisa saling sambung, sehingga semuanya terdampingi dengan baik dan bisa tidak gagal untuk masuk ke pasar-pasar peluang-peluang yang ada di negara kita," jelasnya.

Jokowi menjelaskan, ekonomi digital Indonesia tumbuh besar dan tertinggi di Asia Tenggara. Dimana ekonomi digital Indonesia melompat 8 kali lipat dari tahun 2020. Yakni dari Rp632 triliun melompat menjadi Rp 4.531 triliun pada tahun 2030. Ia berharap Indonesia terutama generasi muda dapat memanfaatkan dan menangkap potensi ekonomi digital tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×