kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Seratusan wirausahawan dari seluruh Indonesia berebut investor


Jumat, 10 Desember 2021 / 05:43 WIB
Seratusan wirausahawan dari seluruh Indonesia berebut investor
ILUSTRASI. BPPK & PKK Lembang menginisiasi business matching yang merupakan program sinergi antara pelaku usaha, industri, binaan dan pemerinta


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

BANDUNG. Sebanyak seratusan wirausahawan dari seluruh Indonesia bersaning untuk mendapatkan investor dan buyer dalam Business Matching Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Lanjutan Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (BBPPK dan PKK) Lembang-Kementerian Ketenagakerjaan.

Mereka lolos mengikuti final business matching yang diseleksi secara ketat melalui serangkain tahapan dari sebanyak 1.800 TKM dari seluruh Indonesia. Ada tujuh kluster usaha dari TKM yang berebut untuk mendapat mitra yakni, kluster pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan/prosesing, industri kreatif dan kluster jasa. "Kegiatan ini diselenggarakan selama empat hari pada tanggal 8-11 Desember 2021, di Hotel Holiday Inn Pasteur Bandung, diikuti oleh sebanyak 113 orang peserta, terdiri dari 20 mitra dan 101 tenant atau wirausahawan," ungkap Iwan Darmawan, Kepala BBPPK dan PKK Lembang, kemarin.

Adapun buyer dan investor yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebanyak 20 pihak antara lain, Himpunan Kawasan Industri Indonesia (Industrial Estate Association of Indonesia), PT Sumber Kreasi Semesta, PT Swakarya Insan Mandiri, KAJE Group, PT Nouva Inti Kreasi, Business and Marketing Institute C Advisor, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), PT Arthamida Global Indonesia, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Indomaret, Yogya Group, Lotte Grosir, Borma, Transmart, Equitree.

Selain itu terlibat juga dalam business matching dari CUBIC Start Up Inkubator (PT Kubika Sejahtera Indonesia), LpiK Inkubator Industri dan Bisnis Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung, Bicube (Business Incubator Center ) Politeknik STIA LAN Bandung, Oorange Pusat Inkubator Bisnis UNPAD, dan Bandung Technopark Telkom University. "Dalam kegiatan ini kami juga menghadirkan, trainer dan motivator bisnis dari berbagai kalangan terkait pengembangan inkubasi bisnis dan pendampingan kewirausahaan yang berasal dari Indonesia SIYB Association, Weekend Workshop dan Himpunan Kawasan Industri Indonesia," sebut Iwan.

Menurut Iwan, target dari busines matching ini adalah memperkenalkan TKM Lanjutan binaan BBPPK & PKK kepada pasar binaaan dan terjadi kemitraan secara berkelanjutan dan terbukanya peluang binaan BBPPK & PKK Lembang untuk memperoleh kredit usaha dari lembaga keuangan. "Kami penyelenggara berharap pada kesempatan Business Matching ini dapat tercapai kesepakatan kerjasama antara tenant binaan BBPPK & PKK dengan lembaga pembiayaan, asosiasi pengusaha, dan juga adanya pertemuan lanjutan antara kedua belah pihak [tenant dan mitra]setelah kegiatan business matching selesai dilakukan," ujar Iwan.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menaker, Caswiono Rusydi Cakrawangsa bilang, business matching merupakan salah satu program sinergi antara pelaku usaha, industri, binaan dan pemerintah dalam rangka mendukung perluasan kesempatan kerja.

Sejatinya, unit usaha baru yang tumbuh di Indonesia umumnya berskala mikro dan peningkatan kapasitas tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas UKM sentra atau bahkan ada kecenderungan menurun. Salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan dalam rangka pemberdayaan UKM adalah melalui pengembangan sentra-sentra bisnis yang difasilitasi dengan program-program penguatan baik non finansial maupun finansial.

Atas dasar itu, pihaknya terus mendorong dilaksanakannya penyelenggaraan business matching. Sehingga, diharapkan dapat mendorong tercapainya kesamaan pemahaman dan kesepakatan bersama mengenai peran kelembagaan inkubator bisnis menghadapi hambatan dan tantangan, serta perluasan lapangan kerja produktif.  

Caswiyono pun berulang kembali mengingat tentang adanya tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan ke depan. Nah, salah satunya adalah bonus demografi yang puncaknya bakal terjadi pada tahun 2030 mendatang dan revolusi industri yang melahirkan otomasi dan disrupsi sehingga banyak pekerjaan yang hilang. "Maka langkah langkah antisipasinya juga harus luar biasa. Adapun upaya untuk menghadapi tantangan tersebut adalah melakukan transformasi, termauk pada pengembangan pasar kerja dan perluasan kesempatan kerja yang tengah dijalankan Kemnaker," tukasnya.

Deny Rahman, Investor dari Business and Marketing Institute Consulting Group (BMICG) mengapresiasi terobosan dari Kemnaker yang menyelenggarakan business matching untuk menjaring wirausahaan baru  untuk dikembangkan usahanya ke depan. "Sudah ada beberapa kandidat untuk kami bisa langsung investasi. Cuma, memang harus lewat proses inkubasi dulu. Kalau parameternya, perusahaan sudah berjalan lebih dari satu tahun, kemudian usahanya bisa terus tumbuh. Dan yang paling utama melihat founder-nya, punya kapalitas dan pengalaman untuk bisa eksekusi di bisnisnya," beber Deny.

Rio Ardiansyah, salah satu tenant business matching dari kluster jasa roasting kopi asal Garut, Jawa Barat, mengaku senang juga bangga bisa mendapat kesempatan mengikuti kegiatan yang digelar oleh Kemnaker tersebut. "Selain mendapat ilmu dan pengetahuan baru dari para trainner dan pendamping, juga bisa membangun jejaring bisnis dan bertemu dengan para wirausahawan binaan Kemnaker dari seluruh Indonesia," akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×