Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai permasalahan beras. Jokowi mengatakan, stok beras di Bulog masih cukup banyak. Ia mengakui, permasalahannya hanya terkait distribusi misalnya distribusi terganggu karena banjir.
"Beras baik yang medium maupun premium juga di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya jadi tidak perlu dikhawatirkan," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (14/2).
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menjelaskan, pada Desember 2023 telah dilakukan penanaman padi di lahan seluas 1,5 juta hektar dan pada Januari 2023 seluas 1,7 juta hektar.
Lalu, pada Februari akan ada penanaman seluas sekitar 1 juta hektar sampai 1,5 juta hektar. Adapun, per hektarnya ditargetkan menghasilkan 5 ton sampai 8 ton gabah.
Baca Juga: Harga Gabah Mahal, Produsen Beras Premium Fokus Diversifikasi
"Estimasi kalau tidak meleset 3 juta - 3,5 juta ton (Maret)," kata Amran.
Amran menambahkan bahwa pada saat ini dilakukan percepatan tanam di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Percepatan tanam juga dilakukan di luar Jawa, yakni di Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Diperkirakan, kontribusi produksi padi pada daerah-daerah tersebut mencapai 70% dari total produksi beras nasional.
"Kita fokus pada lumbung padi Indonesia," ucap Amran.
Amran menjelaskan sejumlah strategi peningkatan produksi beras. Pertama, Kementan bersama stakeholder terkait akan melakukan pengairan sawah-sawah dari sungai besar seperti Sungai Bengawan Solo dan Sungai Cimanuk.
Kedua, Kementan juga akan melakukan optimalisasi lahan rawa. Sebelumnya penanaman di lahan rawa sebanyak satu kali, akan ditingkatkan menjadi dua kali sampai tiga kali masa tanam.
Baca Juga: Erick Thohir: Harga Beras Melonjak Terjadi di Seluruh Dunia
Ketiga, Kementan memberikan insentif benih gratis kepada petani yang ingin melakukan perluasan areal tanaman padi atau jagung. Keempat, Kementan mendorong tambahan anggaran pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun untuk direalisasikan.
"Kita tingkatkan produksi. Produksi mutlak kita tingkatkan kalau ingin menurunkan harga beras," ujar Amran.