Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam kunjungan ke Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat bertemu dengan diaspora Indonesia di San Francisco, yang mencakup juga para pekerja teknologi di Silicon Valley.
Dalam kesempatan itu, Jokowi sempat meminta talenta Indonesia di sana untuk "pulang kampung". Diharapkan pulangnya mereka bisa membantu pengembangan ekonomi digital di Tanah Air.
"Pulang saja. Menjadi seorang enterpreneur itu perlu berjuang dan pengalaman di Silicon Valley menjadi nilai tambah," ujar Jokowi di acara tersebut, seperti dikutip KompasTekno dari laporan tim Kemenkominfo yang turut hadir di sana.
Beberapa hal pun dikatakan sedang disiapkan pemerintah untuk "menyambut" mereka.
Menurut Jokowi saat ini pemerintah sedang berbenah. Berbagai hal yang kurang tetap dikejar untuk tumbuh, jaringan komunikasi digelar hingga ke pelosok dan diharapkan bisa memperbesar kesempatan bisnis.
"Nilai bisnis ini yang besar jangan sampai hanya dimanfaatkan negara-negara lain saja. Ini kesempatan buat anak muda, saat ini peluangnya. Kalau nanti-nanti mungkin akan semakin sulit," terang Jokowi.
Jokowi juga menyebut-nyebut program untuk meningkatkan jumlah wirausahawan bidang teknologi, yang kerap disebut teknopreneur.
Salah satu strateginya adalah melahirkan 1.000 startup dalam waktu lima tahun. Artinya, 200 teknopreneur per tahun.
Presiden pun berjanji mempermudah pengurusan izin usaha startup agar para investor tertarik masuk.
Roadmap E-Commerce
Selain itu, ada juga roadmap e-commerce rancangan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kemenko Perekonomian, dan lembaga pemerintah lain yang terkait.
Menkominfo Rudiantara yang turut hadir dan bicara di hadapan sekitar 800 orang diaspora Indonesia di San Francisco, berharap bahwa roadmap tersebut akan membantu percepatan ekonomi digital Tanah Air. Dia juga berjanji menyiapkan perlindungan.
"Kami siapkan, bagi pelaku industri, platform dan e-commerce berupa safe harbor dan perlindungan operasional agar selalu continuity," sebut Rudiantara seperti dikutip KompasTekno dari laporan tim Kemenkominfo yang mengikuti acara.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berpendapat mesti ada keberpihakan pada diaspora tersebut. Dia bahkan menjanjikan kemudahan dalam hal visa atau izin tinggal.
"Visa multiple akan di-extend sampai 5 tahun dari yang sebelumnya setiap tahun," sebutnya.
Dikutip Obama
Pada kesempatan yang terpisah, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengundang tiga petinggi perusahaan digital untuk turut berdiskusi dalam konferensi ASEAN-US Summit di Interactive Gallery, Sunnylands Center & Gardens, California, AS.
Ketiga petinggi yang dimaksud adalah CEO Microsoft Satya Nadella, CEO IBM Ginni Rometty, dan CEO Cisco Chuck Robbins. Selain itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi juga turut hadir.
Dalam pembicaraan dengan ketiga CEO tersebut, disimpulkan betapa pentingnya teknologi untuk pengembangan ekonomi masyarakat hingga soal pemerintahan.
Obama secara khusus memberikan pandangan yang diambil dari pernyataan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengenai teknologi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Teknologi mesti bisa memberdayakan usaha jenis tersebut serta merekatkan kesenjangan pembangunan.
"Intinya teknologi mesti bermanfaat bagi rakyat. Tentunya agar teknologi bermanfaat bagi rakyat maka masalah pendidikan sangat penting artinya," ujar Obama seperti dilaporkan Menlu Retno, Rabu (16/2) waktu setempat.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa teknologi dan ekonomi digital adalah sebuah keniscayaan pada era digitalisasi.
"Setiap pemerintah harus memastikan bahwa era ini membawa manfaat bagi rakyat, khususnya UMKM. UMKM harus mendapat akses terhadap teknologi dan ekonomi digital," kata Presiden.
Jokowi dalam rangkaian kunjungan tersebut dikabarkan juga akan mengunjungi beberapa perusahaan teknologi di Silicon Valley. Salah satunya adalah mengunjungi kantor pusat Twitter di San Francisco.(Yoga Hastyadi Widiartanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News