Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) resmi melantik Joe Biden sebagai presiden AS ke-46, Rabu (20/1) waktu setempat. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap hal tersebut dapat membawa sentimen positif terharap pemulihan ekonomi global
“Amerika Serikat telah memiliki presiden baru, ini merupakan harapan adanya pemulihan bagi ekonomi dunia, selain adanya pemulihan ekonomi China meski masih di bawah 3%. Kita berhadap global economic lebih pasti, tapi tetap ada ketidakpastian dari Covid-19 dan climate change,” kata Menkeu dalam acara 11thKompas CEO Forum, Kamis (21/1).
Kata Menkeu pemulihan ekonomi AS akan berdampak terhadap perbaikan demand ekspor Indonesia serta penanaman modal. Ia bilang kondisi pemulihan daya beli global dari beberapa mitra dagang Indonesia pun sudah berlangsung sejak kuartal IV-2020 lalu.
Baca Juga: Begini proses pemilihan anggota Dewan Pengawas SWF
Setali tiga uang, pemerintah berharap tahun ini ekonomi dalam negeri dapat lebih baik dari tahun lalu baik dari sisi konsumsi, perdagangan ekspor, dan investasi. Serta upaya dari dorongan belanja negara sebagai bantalan ekonomi tahun ini yang masih terpapar dampak pandemi virus corona.
Menkeu mengatakan, pemulihan ekonomi dalam negeri dan global di tahun ini didukung dengan kepastian adanya vaksinasi yang sudah berlangsung di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, vaksinasi saya tidak cukup, pengendalian penyebaran lewat disiplin protokol kesehatan musti tetap dijalankan.
Makanya, di kuartal I-2020 ini Menkeu mengatakan pertumbuhan ekonomi akan melemah dibandingkan realisasi kuartal I-2020 yang mencapai 2,97% year on year (yoy). Akan tetapi, diharapkan lebih baik dibanding kuartal IV-2020.
Kata Menkeu, proyeksi kontraksi ekonomi pada Januari-Maret 2021 dikarenakan lonjakan kasus virus corona di awal tahun ini, akibat libur panjang pada akhir tahun 2020. Sehingga, pemerintah membatasi aktivitas masyarakat sejak 11 Januari 2021 hingga saat ini. Dus, ini membuat roda perekonomian berjalan lambat.
Baca Juga: Begini upaya reformasi pelayanan perpajakan
Proyeksi Menkeu, pertumbuhan ekonomi pada 2020 berada di kisaran minus 2,2% hingga minus 1,7% yoy. Sementara di tahun 2021 ditargetkan mampu mencapai 5% yoy, dengan ramalan ekonomi di kuartal II-2021 hingga kuartal IV-2021 mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu.
“Kita masuk 2021 dengan optimisme yang tinggi, karena kita udah melewati 2020 yang luar biasa dan shock yang terjadinya Covid-19, dan Indonesia alhamdulilah relatif baik. Pertumbuhan ekonomi kita lebih baik dibanding G20 dan ASEAN, kecuali beberapa negara,” ujar Menkeu.
Selanjutnya: Diturunkan bertahap, defisit anggaran ditargetkan kembali ke 3% dari PDB pada 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News