kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

JK: Pemerintah akan batasi impor barang mewah


Jumat, 25 September 2015 / 06:54 WIB
JK: Pemerintah akan batasi impor barang mewah


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

NEW YORK. Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, saat ini sedang disiapkan kebijakan pemerintah untuk membatasi impor barang-barang mewah untuk mengurangi beban pembiayaan dan menjaga daya beli masyarakat.

"Salah satu langkah perbaiki ekonomi yang lesu adalah menjaga daya beli masyarakat agar jangan turun. Selain itu, kita harus mengurangi pembiayaan impor. Makanya kita nanti akan batasi impor barang mewah," kata Wapres saat berdialog dengan masyarakat Indonesia di New York, Amerika Serikat, Kamis (24/9).

Wapres Jusuf Kalla dan rombongan berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Lebih lanjut ia menjelaskan, pelambatan ekonomi di Indonesia akibat struktur ekonomi yang pendapatannya masih banyak bergantung ekspor, seperti ekspor batu-bara dan lainnya. Sehingga, ketika ekonomi dunia lesu maka akan berimbas ke dalam negeri.

Wapres menjelaskan ekonomi dunia saat ini bermasalah, karena adanya negara-negara yang mengalami pembiayaan berlebihan. Amerika Serikat banyak membiayai perang ke beberapa negara seperti di Irak. Sementara negara-negara di Eropa berlebihan dalam biaya sosialnya, sehingga menimbulkan defisit.

Di sisi lain, China berlebihan dalam investasi karena ingin mengejar pertumbuhan "double digit".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×