Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
SEMARANG. Praktik-praktik gratifikasi sudah marak sejak dulu. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk pejabat yang sering dicoba disuap.
Selain sebagai pengusaha, Kalla juga pernah menjadi Menteri Perdagangan, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, serta Wakil Presiden RI. Semua itu jabatan basah yang memungkinkan pejabat mendapat hadiah.
"Waktu jadi Menteri Perdagangan, saya sering mau disuap oleh sejumlah asosiasi terkait beberapa komoditas. Namun, saya tolak, kalau dulu saya terima, saya sudah masuk penjara hehehe," ujar Kalla saat bercerita di pesawat pribadinya, dalam perjalanan pulang dari Singapura ke Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan ini.
Bahkan saat menjadi Kabulog, Kalla mengaku sering dikuntit oleh pengusaha yang ingin menyogoknya terkait sebuah komoditas.
"Sudah saya tolak berkali-kali, tetapi dia masih berusaha. Saat lebaran, saya liat di pesawat ada orang yang bungkuk-bungkuk kasih hormat, tetapi saya biarkan saja. Saat lebaran, eh dia nongol lagi di rumah mau memberi ucapan. Namanya, lebaran dan saya kira, mau kasih ucapan, ya saya terima. Saya tidak tahu ternyata dia kasih kado juga ke orang rumah," tambahnya.
Setelah Kalla tahu, ternyata hadiah itu jam-jam mahal. "Saya marah, dan saya suruh segera kembalikan. Saya minta orang itu jangan sampai dekat apalagi bisa menemui saya lagi," lanjut Kalla.
Menurut Kalla, kalau disinggung soal penolakan gratifikasi, pihaknya sudah lama melakukannya. "Jadi, saya sudah tolak dari dulu sebelum sekarang ramai soal grativikasi. Kalau saya memang suka menerimanya, ya, sudah selesai saya masuk bui," ujar Kalla lagi terkekeh. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News