kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

JK: Banyak yang pernah coba sogok saya


Minggu, 22 September 2013 / 11:35 WIB
JK: Banyak yang pernah coba sogok saya
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan prasasti bergambar peta Indonesia di titik nol kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (19/4/2022).


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

SEMARANG. Praktik-praktik gratifikasi sudah marak sejak dulu. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla termasuk pejabat yang sering dicoba disuap.

Selain sebagai pengusaha, Kalla juga pernah menjadi Menteri Perdagangan, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, serta Wakil Presiden RI. Semua itu jabatan basah yang memungkinkan pejabat mendapat hadiah.

"Waktu jadi Menteri Perdagangan, saya sering mau disuap oleh sejumlah asosiasi terkait beberapa komoditas. Namun, saya tolak, kalau dulu saya terima, saya sudah masuk penjara hehehe," ujar Kalla saat bercerita di pesawat pribadinya, dalam perjalanan pulang dari Singapura ke Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan ini.

Bahkan saat menjadi Kabulog, Kalla mengaku sering dikuntit oleh pengusaha yang ingin menyogoknya terkait sebuah komoditas.

"Sudah saya tolak berkali-kali, tetapi dia masih berusaha. Saat lebaran, saya liat di pesawat ada orang yang bungkuk-bungkuk kasih hormat, tetapi saya biarkan saja. Saat lebaran, eh dia nongol lagi di rumah mau memberi ucapan. Namanya, lebaran dan saya kira, mau kasih ucapan, ya saya terima. Saya tidak tahu ternyata dia kasih kado juga ke orang rumah," tambahnya.

Setelah Kalla tahu, ternyata hadiah itu jam-jam mahal. "Saya marah, dan saya suruh segera kembalikan. Saya minta orang itu jangan sampai dekat apalagi bisa menemui saya lagi," lanjut Kalla.

Menurut Kalla, kalau disinggung soal penolakan gratifikasi, pihaknya sudah lama melakukannya. "Jadi, saya sudah tolak dari dulu sebelum sekarang ramai soal grativikasi. Kalau saya memang suka menerimanya, ya, sudah selesai saya masuk bui," ujar Kalla lagi terkekeh. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×