kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jika mau batubara, Filipina wajib jamin keamanan


Selasa, 28 Juni 2016 / 13:47 WIB
Jika mau batubara, Filipina wajib jamin keamanan


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, pihaknya menunggu pertemuan antara Menteri Pertahanan Indonesia dan Filipina terkait insiden pembajakan kapal untuk ketiga kalinya oleh perompak Filipina.

Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, akan dibahas tentang moratorium pengiriman batubara dari Indonesia. Terlebih 96% pasokan batubara Filipina berasal dari Indonesia.

"Nah sekarang ini yang dibicarakan Menhan formulasinya bagaimana, karena 96% batubara di Filipina berasal dari Indonesia," kata Gatot kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (27/6/2016).

Gatot menyebutkan, Indonesia punya posisi tawar yang kuat. Sebab itu, ia meminta adanya jaminan keamanan dari Filipina jika memang mereka masih menginginkan pengiriman batubara dari Indonesia.

"Kalau kita tidak kirim tergantung mereka, kalau mereka jamin, kami kirim, atau kalau tidak ada tentara atau ada rute khusus diamankan rute itu. Atau dari Indonesia kami kawal sampai perbatasan sampai disana dikawal sama Filipina," kata Gatot.

Sementara itu, kedua negara hingga kini juga masih menggodok standar operasional prosedur (SOP) pengiriman batubara dari Indonesia ke Filipina. Terlebih beberapa waktu lalu terjadi pertemuan tiga negara antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina di Yogyakarta.

"Tapi yang jelas bagaimana kapal-kapal Indonesia yang lewat situ aman. Untuk diketahui di Jogja ada MoU ketiga negara sepakat, bahwa untuk melakukan patroli terkoordinasi. Kemudian para Menhan secara pasti sepakat, SOP bagaimana antar panglima TNI," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kapal TB Charles memang disambangi dua kelompok bersenjata yang berbeda. Kelompok pertama menculik tiga orang WNI, yakni Ery Arifin, Muh. Mahbrur Dahri, dan Edy Suryono.

Selang satu jam setelahnya, kelompok kedua datang dan menculik empat orang lainnya, mereka adalah Ismail, Robin Piter, Muhammad Nasir dan Muhamad sofyan.

Kelompok kedua itu lah yang diduga merupakan kelompok Al Habsy. Sedangkan kelompok pertama menurut Panglima, identitasnya masih ditelusuri.

(Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×