kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,87   -4,49   -0.48%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jenazah wanita muda Indonesia ini ubah teori migrasi manusia purba di Asia


Rabu, 06 Oktober 2021 / 14:12 WIB
Jenazah wanita muda Indonesia ini ubah teori migrasi manusia purba di Asia
ILUSTRASI. Jenazah wanita muda Indonesia ini ubah teori migrasi manusia purba di Asia.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Jejak genetik dalam tubuh seorang wanita muda yang meninggal 7.000 tahun lalu memberikan petunjuk pertama, bahwa pencampuran antara manusia purba di Indonesia dan yang berasal dari Siberia jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Teori tentang migrasi manusia purba di Asia bisa berubah oleh penelitian yang terbit dalam jurnal ilmiah Nature pada Agustus lalu, setelah analisis asam deoksiribonukleat (DNA) atau sidik jari genetik dari wanita yang dimakamkan di sebuah gua di Indonesia.

“Ada kemungkinan kawasan Wallacea bisa menjadi titik pertemuan dua spesies manusia, antara Denisovans dan homo sapiens awal,” kata Basran Burhan, arkeolog dari Griffith University Australia, kepada Reuters.

Burhan, salah satu ilmuwan yang ikut dalam penelitian tersebut, merujuk pada wilayah Indonesia yang mencakup Sulawesi Selatan, tempat ditemukannya jasad dengan batu di tangan dan panggulnya, ditemukan di kompleks Gua Leang Pannige.

Baca Juga: Mengenal Pithecanthropus erectus dan ciri-cirinya

Denisovans adalah sekelompok manusia purba yang dinamai dari sebuah gua di Siberia, tempat jenazah mereka pertama kali diidentifikasi pada 2010. Para ilmuwan hanya memahami sedikit tentang mereka, dan bahkan detail penampilan mereka tidak diketahui secara luas.

DNA dari Besse

DNA dari Besse, demikian peneliti menamai perempuan muda asal Indonesia, menggunakan istilah untuk bayi perempuan yang baru lahir dalam bahasa Bugis, adalah salah satu dari sedikit spesimen yang terpelihara dengan baik yang ditemukan di daerah tropis.

Ini menunjukkan, meskipun dia adalah keturunan dari orang-orang Austronesia yang umum di Asia Tenggara dan Oseania, ia juga memiliki jejak genetik Denisovan, menurut para ilmuwan.

“Analisis genetik menunjukkan, penjelajah pra-Neolitikum ini berbagi penyimpangan genetik dan kesamaan morfologi paling banyak dengan kelompok Papua dan Pribumi Australia saat ini,” sebut mereka.

Baca Juga: Berusia 1 juta tahun lebih, ini dia DNA tertua yang pernah diurutkan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×