kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang Nataru, Sejumlah Harga Komoditas Pangan Masih Tinggi


Selasa, 28 November 2023 / 18:17 WIB
Jelang Nataru, Sejumlah Harga Komoditas Pangan Masih Tinggi
ILUSTRASI. Satu bulan menjelang natal dan tahun baru (Nataru), sejumlah harga komoditas pangan tercatat masih tinggi. . ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu bulan menjelang natal dan tahun baru (Nataru), sejumlah harga komoditas pangan tercatat masih tinggi. 

Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (28/11) pukul 16.00 WIB, harga cabai rawit merah mencapai Rp 84.080 per kilogram (Kg).

Lalu, harga beras premium Rp 14.990 per Kg. Harga tersebut terbilang masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk beras premium, yang berkisar Rp 13.900 per Kg - Rp 14.800 per Kg.

Sementara itu, harga beras medium mencapai Rp 13.170 per Kg. Harga tersebut masih di atas HET yang ditetapkan pemerintah untuk beras medium yang berkisar Rp 10.900 per Kg - Rp 11.800 per Kg.

Baca Juga: Ada El Nino, Impor Beras Bisa Membengkak pada Tahun Depan

Ketua Asosiasi agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, kenaikan harga cabai terjadi karena kemampuan budidaya petani-petani terutama cabe rawit masih belum merata. Belum merata artinya teknik budidayanya itu harus dipersiapkan dan perlu ada peningkatan kapasitas terkait hal tersebut.

Selain itu, Abdul menyebut, adanya gagal panen cabai yang terjadi di daerah-daerah Jawa Timur yang kekurangan air sampai sekarang. Seperti Pantai Utara Banyuwangi dan sentra produksi cabai karena kekurangan air.

"Permasalahan utamanya adalah suplai yang kurang, nah suplai yang kurang itu disebabkan tanaman-tanamannya masih banyak yang sakit dan nggak bisa produksi gagal panen atau produksinya rendah. Jadi itu penyebab utamanya," ujar Abdul kepada Kontan, Selasa (28/11).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya akan berupaya meningkatkan produksi komoditas pangan. Termasuk komoditas yang saat ini mengalami kenaikan harga seperti beras dan cabai.

Terkait beras, Amran mengatakan, salah satu upaya yang tengah dikembangkan Kementan adalah meningkatkan produksi pada lahan rawa pasang surut di Kalimantan Tengah dan daerah lainnya. 

Kemudian, terkait cabai, Amran mengatakan, salah satu cara peningkatan produksi cabai dengan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL).

"Kita mencoba meningkatkan produksi, solusi permanen harga naik itu adalah produksi," kata Amran ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (28/11).

Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan, Pemerintah Minta Kepastian Pasokan Gandum dan Daging Australia

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional, Nyoto Suwignyo menyampaikan, upaya-upaya untuk menurunkan harga sudah dilakukan, salah satunya melalui fasilitasi distribusi.

Namun demikian, pada saat posisi saat ini belum dapat menyelesaikan secara tuntas kenaikan harga. Hal itu salah satunya disebabkan faktor produksinya terbatas untuk didistribusikan.

Disamping kerja sama antar daerah, ketersediaan dan stabilisasi pangan harus tetap dijaga bersama.

Oleh karena itu, konsolidasi, koordinasi antara badan pangan, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah memang tetap harus dijalankan.

"Untuk stok beras di Perum Bulog pada tanggal 24 November 2023 masih ada sebanyak 1,63 juta ton," ucap Nyoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×