kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang akhir tahun, pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang terjaga


Minggu, 17 November 2019 / 15:11 WIB
Jelang akhir tahun, pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang terjaga
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019). Jelang akhir tahun, pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang terjaga


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terjaga. Hingga Sabtu (16/11),  pasokan beras di Cipinang mencapai 50.202 ton.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya berupaya menjaga pasokan beras di DKI Jakarta khususnya untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru.

"Kami sudah melakukan persiapan sejak 3 bulan sampai 4 bulan terakhir untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru. Apalagi tahun ini terdapat kekeringan. Jadi persiapannya sudah dilakukan dengan baik," ujar Arief kepada Kontan.co.id, Jumat (15/110).

Baca Juga: Gudang penuh, Bulog proyeksi serapan beras di musim panen akan terganggu

Beras yang dipasok ke PIBC pun berasal dari berbagai daerah. Bahkan, menurut Arief, sebelumnya terdapat beras yang dipasok dari Sulawesi sebanyak 40.000 ton. Pemasukan ini dilakukan secara bertahap.

Berdasarkan data Food Station, hingga 14 November 2019, beras yang dipasok ke PIBC berasal dari Karawang sebesar 26,35%, Cirebon 26,15%, Jawa Tengaj 26,56%, Bandung 7,05%, antar pulau 7,21%, Bulog 3,25%, Jawa Timur 2,56%, dan lainnya.

Pemasukan dan pengeluarannya pun bervariasi, mulai dari 1.000 ton hingga lebih dari 4.000 ton per hari. Misalnya, pada Sabtu terdapat pemasukan sebesar 1.097 ton dan pengeluaran sebesar 1.845 ton. Sementara, pada Senin (11/11), pemasukan beras mencapai 4.381 ton dan pengeluaran mencapai 3.133 ton.

Baca Juga: Ini jurus Kemendag untuk antisipasi kenaikan harga bahan pokok jelang akhir tahun

Menurut Arief, untuk menjaga stabilnya harga beras di DKI Jakarta, pihaknya memastikan pasokan beras di PIBC berada di atas 30.000 ton.

Saat ini memang belum terjadi kenaikan harga beras. Namun, Arief berpendapat persiapan harus dilakukan sejak dini mengingat adanya kemungkinan puncak kenaikan harga beras pada Desember dan Januari 2020.

Kekeringan yang terjadi tahun ini pun menurut Arief menjadi salah satu faktor yang membuat pemerintah harus waspada. Menurutnya, karena kekeringan yang terjadi pada Juli hingga Oktober, produksi beras berkurang karena siklus panen yang terpengaruh.

"Jadi sudah tepat untuk memiliki stok saat ini, sehingga kita bisa menuhi kebutuhan di Januari-Februari. Karena kalau sekarang sudah mulai hujan, di Maret, beras sudah mulai banyak lagi," tutur Arief.

Untuk menstabilkan harga di Jakarta, dilakukan pula program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) yang bekerja sama dengan Bulog. Hingga 14 November sudah terdapat 5.920 ton beras yang disalurkan dari total delivery oeder sebanyak 6.000 ton.

Baca Juga: Stabilkan harga pangan di akhir tahun, Perum Bulog gandeng Aprindo

Program KPSH ini sudah dilakukan sebanyak 3 tahap dimana harga beras IR 64 III di PIBC sebesar Rp 8.650 per kg, dan harga beras IR 64 III di pasar turunan sebesar Rp 9.580 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×