kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Janji Syahrul Yasin Limpo sebagai Menteri Pertanian lima tahun ke depan


Rabu, 23 Oktober 2019 / 14:26 WIB
Janji Syahrul Yasin Limpo sebagai Menteri Pertanian lima tahun ke depan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat konferensi pers usai pelantikan di Istana Negara, Rabu (23/10)


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data di sektor pertanian selalu menjadi perdebatan dalam beberapa tahun terakhir, terlebih banyak data pertanian yang tak sama satu sama lain. Resmi menjabat sebagai Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berjanji segera menyeragamkan data.

Menurut Syahrul, mulai besok hingga 100 hari ke depan, pihaknya akan fokus terhadap data. Menurutnya, data terkait pertanian yang digunakan haruslah satu data.

Baca Juga: Rupiah terkoreksi tipis sesaat setelah Jokowi umumkan Kabinet Indonesia Maju

“Kita harus punya data yang persis, data yang valid, dan kita sepakati bersama, tidak boleh menggunakan dua atau tiga data,” ujar Syahrul di kawasan istana, Rabu (23/10).

Menurut Syahrul, data yang akan bisa melihat permasalahan yang ada secara mendalam dan bisa mengetahui kekuatan data yang dimiliki.

Dia pun berharap, perkembangan dalam teknologi bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas data. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi untuk memantau panen dan lainnya.

Baca Juga: Ini daftar lengkap nama-nama menteri kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024

“Jadi panen itu tidak perlu dengan laporan, tetapo dengan satelit, itu bisa dilakukan,” tambahnya.

Syahrul pun berharap, Indonesia bisa semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Karena itu, dia berpendapat dibutuhkan penyusunan strategi untuk bisa memacu ketahanan pangan.

Ke depan, Syahrul pun merasa Indonesia tak perlu melakukan impor pangan bila memang tidak dibutuhkan.  “Kemandirian adalah bagian-bagian yang kita pacu ke depan.

Oleh karena itu secara bertahap, mungkin pelan, masalah (impor) itu kita bisa atasi. Kalau memang tidak mendesak, impor itu kita hindari,” ujar Syahrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×