Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 mencapai 5,72% secara year on year (yoy). Pencapaian kinerja pertumbuhan di kuartal III-2022 menunjukkan perekonomian Indonesia kiat menguat dan menuju ke arah pemulihan.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan untuk tidak euforia dan terbuat atas pencapaian pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 tidak bisa menjadi tolak ukur untuk menghadapi ancaman resesi yang menghantui perekonomian global di tahun depan.
"Saya sedikit berbeda pendapat dengan sebagian orang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan baik-baik saja. Saya jujur saja, pertumbuhan ekonomi kita 5,27% jangan kita terbuat," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers BKPM, Kamis (10/11).
Baca Juga: Menteri Bahlil: Hilirisasi SDA Jadi Salah Satu Fokus Utama Indonesia
Bahlil mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut karena baseline pertumbuhan yang digunakan adalah per kuartal III-2021 yang masih rendah, atau tidak lebih dari 4%. Untuk itu, dirinya memperkirakan tantangan masih akan menghantui perekonomian pada kuartal IV-2022, terlebih jika kondisi global juga tidak membaik.
"Jadi jangan euforia. Gembira oke, tapi jangan euforia. Jangan sampai kemudian kita seolah-olah menganggap bahwa kita tidak akan ada tantangan ke depan," kata Bahlil.
Bahkan Bahlil memprediksi perekonomian global dan Indonesia di 2023 tidak akan sebaik pencapaian di tahun 2022. Hal ini lantaran perekonomian global yang penuh ketidakpastian serta kondisi geopolitik yang belum diketahui kapan akan usai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News