kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jalur Pantura sepanjang 120 km akan diperbaiki


Rabu, 15 Februari 2017 / 21:26 WIB
Jalur Pantura sepanjang 120 km akan diperbaiki


Reporter: Agus Triyono, Dede Suprayitno | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah akan memperbaiki Jalan Pantai Utara Jawa yang saat ini rusak. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan, panjang jalan yang akan diperbaiki mencapai 120 kilometer.

Jalan tersebut membentang dari Cikampek sampai dengan Losari. Perbaikan, rencananya akan dilakukan dalam dua cara.

"Pertama, sementara yang dilakukan dengan mencegah jumlah lubang bertambah dan lubang membesar sehingga tidak membahayakan pengguna jalan," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu (15/2).

Lalu, bentuk perbaikan kedua adalah dengan perbaikan secara permanen. Perbaikan ini dilakukan saat cuaca cerah.

"Dalam waktu dekat fokus kami perbaiki dengan menutup lubang, sambil menunggu proses lelang selesai untuk perbaikan menyeluruh,dari Cikampek sampai Losari, kurang lebih 120 kilometer,"katanya.

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Astrindo) berharap, pemerintah juga memperbaiki jalan di wilayah selatan Jawa yang rusak lebih parah dibandingkan jalur Pantura.

Padahal, jalan Pantura tidak bisa diandalkan setiap saat. Terutama apabila terjadi force majeur di rute tersebut, pengusaha logistik akan mencari jalan lain yang bisa ditempuh.

"Apabila lewat lewat selatan, kualitas lintasannya tidak sebaik utara. Perbandingan lintasannya bisa 70:20," terang Sugi Purnoto, Wakil Ketua Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia) kepada KONTAN, Rabu (15/2).

Dia pun menyatakan, untuk rute Jakarta - Surabaya sekali jalan dengan truk jenis tronton bisa menelan biaya operasional Rp 2,5 juta. Itu dengan rute yang biasanya digunakan yakni lewat Pantura. "Kalau lewat jalur selatan Jawa Tengah, bisa naik 25%," tambahnya.

Menurutnya, yang menjadi sorotan bagi perusahaan logistik adalah soal life time atau waktu dalam mendistribusikan barang. Semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka akan semakin membengkak biaya yang diperlukan.

Misalnya saja, akibat adanya force majeur di jalur Pantura, dengan rute Jakarta - Surabaya dari yang 5 rit, bisa menjadi 4 rit. Maka artinya, ada kerugian 20%. "Sebab, leasing yang kami bayarkan jumlahnya tetap," ujarnya.

Oleh karena itu, dia menyatakan agar pemerintah bisa segera menyiapkan jalur mitigasi bencana dengan kualitas yang sama. Sehingga ketika ada persoalan di utara, bisa segera bisa beralih lewat jalur lain. Dia pun berharap, pembangunan jalur tol yang dilakukan pemerintah bisa menjadi alternatif lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×