Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kerusakan jalan terjadi secara masif sebulan terakhir ini saat Jakarta dilanda banjir dan diguyur hujan lebat. Kerusakan ini membuat mobilitas kendaraan terhambat di ruas-ruas utama. Lantaran seringnya kerusakan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mengubah aspal menjadi beton berstandar internasional.
Beton dipilih menggantikan aspal karena beton dinilai lebih tahan lama. Begitupun dengan biaya operasional/perawatannya, beton dianggap lebih hemat daripada merawat jalan dari aspal.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan di Jakarta, Jumat (7/2/2014), mengatakan, penggunaan beton tahun ini dimulai di sejumlah ruas jalan yang sering rusak.
”Ruas-ruas jalan yang pertama kami ganti dengan beton ada di Jalan Gunung Sahari, Plumpang, Simpang Lima Semper. Berikutnya kami dorong semua jalan utama di Jakarta menggunakan beton. Kami ingin standar jalan Ibu Kota menjadi standar internasional,” kata Manggas.
Selama ini hampir seluruh jalan di DKI menggunakan aspal, padahal aspal sangat rentan rusak ketika diguyur hujan atau terendam banjir. Saat pengaspalan pun tidak bisa sembarangan karena aspal harus dibawa dalam suhu tinggi agar kualitasnya terjaga. ”Menggunakannya (aspal) ribet, sementara merawatnya pun perlu biaya lebih besar. Maka sudah saatnya jalan Jakarta berganti dengan beton,” kata Rudy.
Rudy meminta masyarakat bersabar selama proses perbaikan. Sebab, petugas di lapangan tidak dapat
memperbaiki semua kerusakan sekaligus. Perbaikan saat ini tergantung kondisi cuaca. Apabila hujan, perbaikan jalan tidak bisa dilaksanakan, apalagi jika bahan perbaikan jalan dari aspal.
Rencana penggantian aspal dengan beton didukung Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Basuki, program tersebut masuk akal sebab Jakarta sering menghadapi cuaca ekstrem. Perbaikan jalan dengan menggunakan beton kualitas tinggi juga tidak perlu waktu lama, hanya sekitar enam jam saja.
Harapannya, penggunaan beton itu dapat mengerem laju kerusakan jalan di Jakarta.
Perbaikan dikebut
Angka kerusakan jalan sampai 6 Februari kemarin tercatat sebanyak 6.201 titik dan 561 ruas jalan. Dari data itu, luas kerusakan jalan mencapai 135.746 meter persegi.
Adapun perbaikan jalan sejak Januari sebanyak 4.436 titik dengan luas 93.486 meter persegi. Saat ini masih tersisa 1.768 titik kerusakan dengan luas 42.260 meter persegi.
”Kami semua sedang bergerak di seluruh wilayah. Tidak ada penundaan sebab kami berkejaran dengan waktu dan cuaca,” kata Manggas Rudy.
Di lapangan, petugas mengebut perbaikan jalan yang rusak parah akibat guyuran hujan tiga pekan terakhir. Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono, Rabu (5/2), secara khusus meminta Suku Dinas Pekerjaan Umum Jalan untuk mempercepat perbaikan jalan rusak. Dia berharap setidaknya ada penambalan sementara terhadap lubang dan retakan yang dikeluhkan pengguna jalan belakangan ini.
Pada Jumat (7/2), perbaikan terlihat di ruas Jalan Raya Plumpang di Koja, Jakarta Utara. Petugas memperbaiki lajur menuju Simpang Lima Semper dan membuka satu lajur menuju Plumpang.
Namun, belum semua jalan rusak di DKI seperti di jembatan Ciliwung Jl Abdullah Syafei, kolong jembatan kereta Manggarai, dan jalan baru Pondok Kopi-Kranji menjelang jembatan Kanal Timur. (Mukhamad Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News