kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga Stabilitas Harga BBM Subsidi, Politisi Gerindra Ini Puji Jokowi


Rabu, 03 Agustus 2022 / 16:32 WIB
Jaga Stabilitas Harga BBM Subsidi, Politisi Gerindra Ini Puji Jokowi
ILUSTRASI. Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU 24.361.77 Mayang Mangurai, Kota Baru, Jambi, Kamis (14/4/2022). Politii Gerindra Kamrussamad mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi jaga stabilitas harga BBM bersubsidi.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fraksi Gerindra Kamrussamad mengapresiasi komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan memastikan stabilitas harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Ia menyebut, subsidi merupakan pilihan kebijakan yang membutuhkan komitmen politik untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. Menurutnya, dengan menjaga harga BBM subsidi maka inflasi di dalam negeri juga akan terkendali.

"Kita bersyukur Presiden Jokowi memiliki komitmen menjaga harga BBM di harga Rp 7.650 per liter. Sehingga, tekanan resesi ekonomi global, mulai dari resesi Amerika Serikat (AS), pelemahan ekonomi China, dan gangguan rantai pasok akibat konflik Ukraina-Rusia, masih dapat terkendali," ujar Kamrussamad dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (3/8).

Baca Juga: Pengusaha Inginkan Pemberian Insentif Tetap Ada pada Tahun Depan

Ia menyebut, Iaju inflasi pada Juli 2022 sudah sebesar 4,94% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 4,35%. Laju inflasi Juli 2022 tersebut juga menjadi inflasi yang tertinggi sejak Oktober 2015. Kenaikan inflasi ini jeas disebabkan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat.

Kamrussamad juga mengatakan, apabila BBM tidak disubsidi atau dicabut, maka hal tersebut akan menimbulkan lonjakan harga kebutuhan pokok yang juga menggerus daya beli masyarakat.

"Kita bisa bayangkan, kalau BBM tidak disubsidi, lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat pasti sudah melonjak tidak terkendali. Krisis ekonomi saat ini, bisa bergeser menjadi krisis sosial, bahkan politik. Ini yang tidak kita inginkan," ungkapnya.

Dirinya juga mengatkan bawa subsidi BBM dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jagan dianggap sebagai pemborosan. Hal ini dikarenakan APBN dirancang sebagai shock absorber, dengan tujuan untuk mengendalikan inflasi, menjaga daya beli masyarakat, dan menjaga momentum pemulihan.

"Sebab kalau tidak demikian, guncangannya akan sangat keras bagi masyarakat. Daya beli akan melemah. Padahal, konsumsi domestik menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.

Baca Juga: Erick Thohir Singgung Masih Ada Subsidi BBM dan Listrik Belum Tepat Sasaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×