Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menerangkan, keamanan dari kandidat vaksin Covid-19 sudah teruji sejak uji klinik fase I.
Sri menegaskan kandidat vaksin takkan diteruskan proses uji kliniknya jika pada tahap pertama sudah ditemukan efek tidak aman. Keamanan dari vaksin bagi masyarakat tentu jadi poin yang diutamakan dalam proses penelitian.
"Kita sudah terangkan bahwa kita bertahap dari fase I, fase II, dan fase III. Vaksin ini kalau fase I sudah tidak aman nggak akan diteruskan ke fase berikutnya, akan didrop. Seperti saat uji ke binatang, kemudian binatangnya pada mati, nggak akan diteruskan ke manusia. Jadi keamanan sudah dari zaman kapan sudah diutamakan," jelas Sri saat Webinar Sosialisasi Vaksin Untuk Negeri pada Sabtu (31/10).
Adapun terkait vaksin merah putih saat ini disebut Sri sedang dikembangkan, dengan pencarian kandidat. Kandidat diperkirakan akan mulai ada tahun depan dan kemudian diuji preklinik hingga uji klinik baik fase I, fase II dan fase II di tahun yang sama.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Wabah corona di Indonesia baru akan reda tahun 2022
Melihat hasil survei dari Kementerian Kesehatan bersama ITAGI dan UNICEF menunjukkan ada 73,7% masyarakat sudah mengetahui akan adanya program vaksinasi mendatang. Namun masih ada sekitar 26% masyarakat yang masih belum tahu, maka kelompok ini disebut Sri yang perlu untuk mendapatkan informasi akan adanya program vaksinasi.
Menariknya ada 64% masyarakat yang mengatakan bahwa mereka mau untuk mendapatkan imunisasi dan sayangnya ada 7,6% yang masih menolak. Dari hasil survei tersebut maka ada sekitar 27,6% yang masih belum tahu atau bingung dalam menentukan mengenai vaksinasi.
"Tapi di tengah-tengah ini ada yang tidak tahu bimbang itu sekitar 27,6%. Jadi masih ada masyarakat kita yang belum bingung menentukan. Ini sasaran perlu penjelasan apa itu vaksin, supaya mereka menerima dengan kepercayaan penuh," kata Sri.
Vaksinasi ditekankan Sri menjadi upaya preventif disamping gizi dan nutrisi seimbang, air bersih, ASI eksklusif, menghindari polusi dalam ruangan. Serta prosedur penyimpangan dan penanggulan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI ) perlu diperhatikan agar program vaksinasi bisa berjalan aman dan efektif. Setelah program vaksinasi harus ada monitoring kembali usai vaksin beredar.
Selain itu Sri menegaskan bahwa jika nantinya sudah ditemukan vaksin, masyarakat dihimbau untuk terus disiplin dalam penerapan 3M yaitu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Karena kombinasi dari vaksin dan 3M disebut Sri akan menekan tingkat kesakitan dan kematian karena Covid-19. Dimana melawan Covid-19 tidak hanya dengan vaksin saja.
Selanjutnya: Kasus Covid-19 melonjak, Belgia lakukan lockdown nasional mulai Senin (2/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News