kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Istana:Harus ada garis tegas antara BUMN & politik


Rabu, 29 Januari 2014 / 12:28 WIB
Istana:Harus ada garis tegas antara BUMN & politik
ILUSTRASI. Ini 2 Cara Naik KRL Tanpa Kartu lewat LinkAja dan GoTransit. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Semua mengamini jika ongkos politik itu mahal. Penggalangan dana pun pasti dilakukan. Nah, perusahaan-perusahaan pelat merah dinilai sering menjadi keran dana bagi sejumlah partai politik.

Firmanszah, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi mengatakan, bahwa harus ada garis tegas antara BUMN dan politik.

"Kami tidak ingin BUMN jadi sapi perah (partai politik), (BUMN) harus dihindarkan menjadi alat negara dan alat politik," ujarnya, Rabu (29/1).

Menurut Firmanzah, saat ini, garis tegas itu sudah mulai ketara. Pasalnya, manajemen BUMN sudah transparan dalam melaporkan kinerja bisnisnya. Selain itu, media pun gencar memonitor setiap aktivitas korporasi-korporasi BUMN.

BUMN memang kerap dijadikan mesin pencetak duit oleh partai politik. Maklum, performa keuangan mereka terus meningkat. Hal ini tercermin dari kontribusi pajak dan dividen perusahaan-perusahaan BUMN yang meningkat hingga 300% sejak 1999 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×