kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Istana: Tidak ada reshuffle dalam waktu dekat


Selasa, 25 April 2017 / 22:14 WIB
Istana: Tidak ada reshuffle dalam waktu dekat


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Presiden Joko Widodo menyatakan, tidak akan merombak susunan kabinetnya dalam waktu dekat ini. Pernyataan tersebut disampaikannya untuk membantah isu masuknya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam jajaran Kabinet Kerja.

"Tidak ada reshuffle, minggu ini, bulan ini, tidak ada," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Kepresidenan Bey Machmudin, Selasa (25/4).

Jokowi juga mengatakan, tidak ada alasan baginya untuk kembali merombak kabinetnya. Menurutnya, berdasarkan hasil evaluasi yang dia lakukan terhadap kinerja menteri, semua menteri sudah bekerja dengan baik. "Hasilnya baik," katanya

Sebelumnya, Jokowi  menyinggung soal perombakan dalam Kongres Ekonomi Umat yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (22/4).

Awalnya, Presiden menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan 5 juta sertifikat harus dibagikan kepada masyarakat pada 2017. Target itu meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

"Tahun depan (2018) saya berikan target 7 juta sertifikat harus keluar. Tahun depannya lagi, 9 juta sertifikatnya harus dikeluarkan, untuk rakyat, petambak kecil, petani, nelayan, tukang becak," ujar Jokowi.

"Saya bekerja memang selalu memakai target," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Soal target itu yang mungkin dinilai menteri terlalu tinggi, Jokowi tidak mempersoalkannya. "Itu urusannya menteri. Setahu saya, target itu harus dapat diselesaikan," ucap Jokowi.

Jika sang menteri tak mampu mencapai target, pergantian atau pergeseran posisi menteri alias reshuffle adalah jawabannya.

"Kalau memang tidak selesai, pasti urusannya akan lain. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot dan yang lain-lainnya. Ya saya blak-blakan saja. Dengan menteri juga seperti itu," ujar Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×