Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Wacana pemindahan ibu kota kembali menjadi perbincangan setelah Jakarta dilanda banjir. Namun, pihak Istana belum menanggapi wacana itu.
Juru bicara Kepresidenan Julian Aldin Pasha mengaku, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum menanggapi wacana itu. "Pemerintah lebih memprioritaskan supaya banjir tidak terulang lagi di masa yang akan datang dan kami butuh dukungan untuk itu," katanya, Senin (21/1).
Namun, dia mengatakan munculnya wacana itu sah-sah saja. Sebagai informasi saja, usulan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke lokasi lainnya telah didiskusikan sejak masa Soekarno, dan juga selama masa kolonial Belanda.
Kenyataannya pada awal Abad ke-20 ada upaya oleh Pemerintahan Hindia Belanda untuk mengubah lokasi ibu kota dari Batavia (nama Jakarta sebelumnya) ke Bandung, walaupun gagal karena Depresi Besar dan Perang Dunia II.
Pada 2010, perdebatan berlanjut tentang pembentukan ibu kota baru yang akan dipisah dari pusat ekonomi dan komersial negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyatakan dukungan ide untuk membuat pusat politik dan administrasi Indonesia yang baru, karena masalah lingkungan dan overpopulasi Jakarta
Ada beberapa calon ibu kita baru yang diusulkan seperti Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Jonggol (Jawa Barat), Karawang (Jawa Barat), Kota Merdeka (Kalimantan Tengah), Pontianak (Kalimantan Barat), Balikpapan atau Samarinda (Kalimantan Timur).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News