kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Isolasi boleh mandiri, sembuh tidak harus sendiri


Senin, 12 Juli 2021 / 15:04 WIB
Isolasi boleh mandiri, sembuh tidak harus sendiri
ILUSTRASI. Warga dengan mengenakan masker menjalani isolasi mandiri di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (22/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasien COVID-19 tanpa gejala sama sekali cukup melakukan isolasi mandiri. Tapi ingat, isolasi mandiri bukan berarti tanpa bantuan orang lain, ya.

"Isolasi boleh mandiri untuk sembuh kembali negatif COVID-19 tidak harus sendiri,” kata juru bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro, seperti dikutip dari Covid19.go.id.

Setelah isolasi mandiri, langkah selanjutnya segera lapor ke ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) atawa Satgas COVID-19 setempat. Mereka akan membantu untuk melaporkan ke Puskesmas terdekat. 

Menurut dr Reisa, ada baiknya pada tahap ini segera membuka kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis yang akan memandu dan memberi saran selama masa isolasi mandiri.

Baca Juga: Tips menjaga kesehatan mental selama isoman, komunikasi jadi salah satu kuncinya

“Kabar baik bagi warga Jabodetabek, ada 11 penyedia jasa layanan telemedis sudah akan siap memberikan konsultasi bahkan obat-obatan dan vitamin gratis karena sudah menjalin kerjasama dengan Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Hanya, pilih lokasi isolasi mandiri yang terpisah dan tidak memungkinkan kontak dengan anggota keluarga. Pastikan ruangannya bersih, ventilasi, dan sirkulasi udaranya bagus. Sehingga, udara segar bisa mengalir dengan baik. 

Jangan berbagi alat makan dan alat mandi. Bahkan, perlengkapan ibadah jauh lebih baik bila bawa sendiri semuanya.

Kemudian, siapkan stok vitamin dan suplemen lainnya. Pastikan yang sudah ada izin BPOM, serta konsultasi dan minta resep dokter bila perlu obat-obatan lainnya. 

Baca Juga: Pasien Covid-19 punya 4 tingkatan, ini gejala dan cara perawatannya

Jangan lupa banyak minum air matang dan bersih atau air mineral, agar tidak dehidrasi dan konsumsi hanya makanan bergizi seimbang.

“Siapkan oximeter untuk mencatat saturasi oksigen di tubuh, termometer untuk periksa suhu badan, dan kalau bisa alat pengukur tensi darah,” imbuh dr Reisa.

Kalau merasa fit, dr Reisa bilang, bawa alat olahraga ringan dan pastikan alat komunikasi seperti telepon genggam selalu siap pakai. 

Hal ini penting karena selama 10 hari atau sesuai anjuran dokter yang mengawasi, tidak boleh bertemu langsung dengan siapapun termasuk anggota keluarga. Masa selesai isolasi diputuskan oleh dokter yang mengawasi bukan keputusan pribadi. 

“Biasakan matahari masuk ke tempat isolasi dan berjemur minimal 30 menit setiap hari,” kata dr Reisa.

Baca Juga: Khawatir saja tidak cukup, semua harus bertindak seperti memakai masker dobel

dr Reisa mengatakan, jadwalkan konsultasi dengan dokter selama masa isoman, dokter bisa merujuk ke RS apabila timbul gejala berat. Hal ini adalah hal terakhir yang diinginkan. 

“Insya Allah, apalagi kita sudah menerapkan langkah-langkah tadi, kondisi tubuh makin membaik, imunitas melawan dengan agresif serangan si virus, dan kita segera kembali negatif,” ujarnya.

Hanya, dr Reisa kembali mengingatkan, isolasi mandiri memang sepenuhnya dilakukan sendirian. tetapi, dukungan dari anggota keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan dokter lewat komunikasi virtual akan membantu sembuh dan pulih kembali. 

“Ingat, isolasi boleh mandiri, sembuh tidak harus sendiri,” sebut dr Reisa. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Kasus harian Covid-19 naik, pemerintah percepat program vaksinasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×