Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah Iran meminta dukungan Indonesia untuk mengembangkan energi nuklir. Permintaan itu disampaikan oleh utusan khusus Presiden Iran, Kepala Komisi Luar negeri dan Keamanan Nasional, Parlemen Iran, Alaeddin Boroujerdi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Boroujerdi telah menemui Presiden SBY di kantor Presiden, Jumat (1/10). Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, utusan khusus ini menyampaikan posisi negaranya tentang pengembangan nuklir yang selama ini menjadi perhatian masyarakat internasional. "Utusan khusus menegaskan komitmen untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk maksud damai dan sikapnya menentang proliferasi senjata nuklir," ujar Marty yang mendampingi Presiden SBY dalam pertemuan sekitar satu jam itu.
Menurut Marty, Presien SBY menegaskan dukungan Indonesia atas hak dari setiap negara termasuk Iran dalam mengembangkan nuklir untuk tujuan damai. "Seandainya ada persoalan diselesaikan melalui perundingan bukan dengan kekerasan maupun sanksi terhadap negara manapun juga," terang mantan Duta Besar Indonesia untuk Inggris itu.
Bukan itu saja, Indonesia siap memberikan kontribusi kepada pemerintah Iran mengenai masalah pengembangan nuklir itu. Dengan catatan, mengacu pada tiga prinsip dasar, yaitu pengembangan nuklir hanya untuk tujuan damai, menentang proliferasi senjata nuklir, dan pelucutan senjata nuklir.
Marty menambahkan, selain membahas soal isu nuklir, utusan khusus itu juga menyampaikan surat dari Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kepada Presiden SBY. Sayang, Marty mengaku tidak tahu apa isi surat tersebut. "Kami belum melihat isi surat karena langsung disampaikan kepada Presiden," katanya.
Masalah pengembangan energi nuklir Iran tengah menjadi sorotan dunia. Negara besar seperti Amerika Serikat mencurigai Iran tengah mengembangkan senjata nuklir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News