Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, Senin (01/11/2021) pagi waktu setempat. Hal ini dilakukan sebelum menghadiri KTT COP26.
Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempat Presiden menginap selama berada di Glasgow, Presiden menekankan pembahasan pada investasi di bidang ekonomi hijau. Bahkan, Jokowi menggarisbawahi pada beberapa hari lalu, dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.
“Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” ujar Jokowi mengutip dari laman setkab.go.id.
Selain itu, di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.
Baca Juga: COP26 Glasgow, Jokowi sampaikan komitmen Indonesia dalam penanganan perubahan iklim
Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar US$ 25 miliar – US$ 30 miliar selama 8 tahun ke depan.
“Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” ujar Jokowi.
Tidak hanya itu, Presiden juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik, karena kekayaan mineral kita seperti nikel, tembaga dan bauksit/alumunium.
“Saat ini sudah ada US$ 35 miliar investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik,” ucap Jokowi.
Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm, sehingga produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan.
Baca Juga: Presiden Jokowi tetapkan Perpres Nilai Emisi Karbon demi tekan emisi karbon