kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.420   4,00   0,02%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Investasi swasta di sektor konstruksi minim


Kamis, 09 November 2017 / 15:24 WIB
Investasi swasta di sektor konstruksi minim


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot investasi swasta dalam sektor infrastruktur melalui beragam upaya, setelah skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) mulai berjalan, beberapa skema mulai direncanakan.

Pemerintah Melalui Bappenas kini menyusun skema pembiayaan campuran (blended finance) antar investasi swasta dan dana filantropi. Selain itu ada pula skema perpetuity notes (perpetual bond) melalui penerbitan obligasi tanpa masa pelunasan dan pembayaran kupon dilaksanakan selamanya.

Kepala Lembaga Penyedia Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional Ruslan Rivai menyebut masih minimnya investasi swasta di bidang infrastruktur lantaran pengusaha masih wait and see, terlebih menjelang tahun politik.

"Seperti kita tahu sekarang mau masuk tahun politik. Pengusaha masih wait and see apakah investasi bisa aman?" Kata Ruslan Kepada Kontan.co.id, Kamis (9/11) di JCC Senayan.

Hitungan risiko adalah pertimbangan utama dari pengusaha menurut Ruslan. Upaya pemerintah menerbitkan alternatif skema pun dinilai Ruslan malah membuat bingung.

"Belum bisa menerima pola kerjasama baru. Karena pengusaha maunya ya yang nilai ekonominya tinggi, seperti jalan tol kalau dijual pasti banyak yang tertarik," sambungnya.

Sementara proyek KPBU yang sudah berjalan untuk infrastruktur air minum dan sanitasi, diakui Ruslan memang tak banyak dilirik.

Sementara itu, Plt Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengatakan, hingga saat ini investasi swasta di proyek infrastruktur tak lebih dari 20% dari nilai total kebutuhan.

Padahal hingga 2019, pemerintah targetkan swasta bisa berkontribusi hingga 32% terhadap investasi infrastruktur nasional.

"Dari target Rp 4.800 triliun pendanaan infrastruktur, sekitar 42% memang dari APBN, sementara 32% dari swasta, dan sisanya dari BUMN," kata Danis kepada KONTAN dalam kesempatan yang sama.

Dia pun tak menampik keenganan swasta berinvestasi lantaran memperhitungkan risiko. Sebab menurutnya swasta memang lebih memilih membeli dibanding membangun.

"Untuk jalan tol misalnya, investor lebih memilih untuk membeli karena tak ada risiko untuk pembebasan lahan sehingga waktu tertunda," tambah Danis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×