Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Investasi masih bisa menjadi pegangan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pemulihan investasi yang mulai terlihat pada triwulan pertama 2014 menjadi tanda perbaikan laju investasi tahun ini.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, melihat kinerja ekspor tahun ini memang sulit. Secara global permintaan produk dari Indonesia lemah terutama China. Apalagi ekspor Indonesia banyak terkait dengan sumber daya alam yang berhubungan dengan rendahnya harga komoditas.
Satu hal yang masih bisa menjadi pendorong pertumbuhan tahun ini yaitu investasi. Sebelumnya pada tahun ini laju investasi berada pada kisaran 4% dan pada triwulan I 2014 meningkat menjadi 5,13%.
"Apalagi ada kejelasan aturan Daftar Negatif Investasi (DNI)," tutur David kepada KONTAN di Jakart, Senin (5/5). Adapun untuk tahun ini, dirinya memperkirakan pertumbuhan akan berada pada kisaran 5,5%.
Di sisi lain, Ekonom DBS Gundy Cahyadi berpendapat dengan melihat pertumbuhan triwulan satu kecil kemungkinan pemerintah bisa mencapai target pertumbuhan 6% sesuai APBN. Dirinya melihat pertumbuhan masih akan berada dalam kisaran perkiraan Bank Indonesia yaitu 5,5%-5,9%.
Ada dua penyebabnya. Pertama, ekonomi domestik masih kuat dengan konsumsi rumah tangga yang tinggi. Kedua, pertumbuhan investasi yang secara berkelanjutan mengalami pemulihan.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2014 hanya bertumbuh 5,21% secara tahunan (year on year). Penyebab laju pertumbuhan melambat periode pertama tahun politik ini adalah pengeluaran ekspor barang dan jasa yang turun pertumbuhannya sebesar 0,78%.
Padahal pada periode triwulan pertama 2013 kemarin laju pertumbuhan dari ekspor barang dan jasa tumbuh positif sebesar 3,58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News