kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,19   5,86   0.65%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi jadi kunci pertumbuhan ekonomi di 2018


Selasa, 11 April 2017 / 16:31 WIB
Investasi jadi kunci pertumbuhan ekonomi di 2018


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah beberapa waktu lalu telah membahas tentang asumsi makro untuk tahun anggaran tahun 2018 di mana pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,4%-6,1% pada tahun depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dengan target pertumbuhan ekonomi tersebut, investasi harus tumbuh lebih baik lagi.

“Pentumbuhan kredit, pasar modal kita yaitu perusahaan-perusahaan kita harus IPO, BUMN juga harus naik dari capital spending-nya. PMA dan PMDN harus tumbuh di atas 20%. (Pertumbuhan ekonomi) itu achievable kalau dipahami masing-masing mau apa,” katanya di Kantor Bappenas, Selasa (11/4).

Sri Mulyani bilang, semua mesin pertumbuhan ekonomi dalam hal ini tidak boleh mati atau sakit. Bila demikian, maka daya dorong ekonomi pun akan berkurang.

“Yang paling penting adalah investasi karena kita tidak bisa tumbuh 5,4% bila melulu didorong oleh APBN,” ucapnya.

Terpisah, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro bilang, investasi adalah darah segar dalam tubuh manusia. Pasalnya, investasi dapat memperbaiki neraca pembayaran yang akhirnya dapat memperbaiki perekonomian secara makro.

Sektor pertanian, pengolahan, dan pariwisata menurut dia bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke level 5,6% pada tahun 2018 mendatang.

"Ketiga sektor ini merupakan prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi. Jadi jangan mempersulit investasi di ketiga bidang itu," kata Bambang.

Namun, pengembangan sektor-sektor ini, menurut Bambang, tidak harus melalui APBN tetapi lebih kreatif dengan pendanaan seperti dari Badan Usaha Milik Negara atau Daerah (BUMN/BUMD) ataupun swasta.

Pengembangan industri pengolahan juga harus jadi prioritas karena pemerintah tidak bisa bergantung terhadap Sumber Daya Alam (SDA). Terlebih dengan harga komoditas yang fluktuatif.

Adapun sektor pertanian, lanjut Bambang, perlu menjadi prioritas karena banyaknya masyarakat Indonesia yang bekerja pada sektor ini, sehingga diharapkan bisa mengurangi kesenjangan dan kemiskinan.

Selain itu, sektor pariwisata memiliki banyak multiplier effect baik itu untuk pendapatan negara, penyerapan tenaga kerja, maupun bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Inilah Asumsi Makro 2018

1. Pertumbuhan ekonomi: 5,4%-6,1%

2. Inflasi: 2,5%-4,5%

3. Nilai Tukar Rupiah: Rp13.600-Rp13.900 per USD

4. Suku Bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan: 4,8%-5,8%

5. Asumsi Harga Minyak: USD45 - USD60 per barel

6. Lifting Minyak: 771-815 ribu barel per hari

7. Lifting Gas: 1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×