Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencatat total guyuran investasi swasta untuk mendukung pembangunan IKN telah mencapai Rp 59,65 triliun hingga periode Februari 2025.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono menjelaskan angka itu berasal dari total komitmen investasi 8 groundbreaking yang tembus sebesar Rp 58,4 selama periode 2023 – 2024.
“Untuk skema direct investment kami laporkan sejauh ini sudah Rp 58,4 triliun nilai investasi yang dikomitkan dan ditanamkan di IKN melalui delapan kali groundbreaking oleh para pelaku usaha di tahun 2023 dan 2024,” ujarnya dalam acara Market Sounding Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Senin (24/2).
Selanjutnya, bulan ini OIKN juga baru saja meneken Penandatanganan Kerja Sama (PKS) investasi dari 5 perusahaan dengan total nilai mencapai Rp 1,25 triliun. Di antaranya berasal dari PT Balikpapan Ready Mix Nusantara, PT Berkah Bersinar Abadi, PT Brantas Abipraya, PT Puri Persada Lampung, serta Universitas Negeri Surabaya yang bakal membangun universitas di IKN.
Baca Juga: Basuki Ungkap Investasi Rp 6,49 Triliun Bakal Parkir di IKN, Ini Investornya
Dengan demikian, sepanjang periode 2023 sampai 2025 awal total investasi yang sudah tertanam di IKN tembus Rp 59,65 triliun.
Adapun, sejumlah proyek yang telah dibangun di antaranya investasi dari Konsorsium Nusantara membangun Swissotell Nusantara, Rumah Sakit Mayapada yang dibangun oleh Mayapada Group, serta Rumah Sakit Hermina yang digagas oleh PT Medialoka Hermina Tbk. (HEAL).
Akan tetapi, komitmen investasi itu rupanya tak semuanya berjalan mulus. Pasalnya, OIKN melaporkan terdapat sejumlah perusahaan yang sudah berkomitmen berinvestasi tapi belum kunjung membangun proyeknya.
Beberapa di antaranya yakni komitmen investasi yang dikucurkan oleh sektor industri perbankan yang telah tertanam sejak 2023, namun proses konstruksinya belum kunjung dilakukan hingga saat ini.
Kemudian, ada pula sejumlah proyek kawasan mixed use development yang terdiri dari mal hingga hotel yang belum dibangun.
“Yang (belum melakukan pembangunan) kemarin perbankan, tapi perbankan sudah (dilakukan komunikasi). Kalau hotel ada, ada hotel Jambuluwuk,” jelas Agung.
Lebih lanjut, OIKN juga mengungkap komitmen investasi yang dikucurkan oleh pengembang jumbo PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) membangun mal dan hotel di IKN belum terealisasi.
Selanjutnya, proyek investasi PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) membangun Nusantara Superblock menjadi salah satu yang juga masih tersendat pembangunannya.
Menanggapi hal itu, Kapala OIKN Basuki Hadimuljono buka suara. Dia menjelaskan bahwa keterlambatan pembangunan oleh sejumlah investor itu diklaim masih sesuai prosedur.
Pasalnya, pada saat melakukan perjanjian kerja sama di awal, para investor memang diperbolehkan menunda pembangunannya hingga 1,5 tahun sejak melakukan groundbreaking investasi.
“Ini, karena PKS-nya dulu memang yang dulu itu diberi waktu 1,5 tahun. Jadi mereka masih di range itu. Jadi bukan karena salah,” jelasnya.
Di samping itu, faktor kemantapan infrastruktur di IKN juga menjadi salah satu alasan para investor menunda pembangunan proyeknya. Mengingat, jalan kawasan yang belum memadai bakal menghambat proses konstruksi.
Untuk itu, Basuki memastikan bahwa pembangunan jalan di IKN bakal dilakukan percepatan oleh pemerintah pada tahun ini. Hal itu dilakukan guna mendorong pembangunan proyek investasi di IKN.
“Ada yang mungkin nunggu jalan yang belum ada. Sehingga sekarang dengan adanya program pembangunan jalan, mereka insya Allah akan mempercepat,” pungkasnya.
Baca Juga: Anggaran Otorita IKN Dipangkas Rp 1,15 Triliun, Basuki Ungkap Pos yang Terdampak
Selanjutnya: Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8% Tidak Cukup Hanya Lewat Realokasi Anggaran
Menarik Dibaca: Brokoli Aman untuk Asam Urat? Yuk Simak Ulasannya di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News