kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Insiden es tebu, Ical: Alhamdulillah, itu fitnah


Rabu, 06 November 2013 / 09:33 WIB
Insiden es tebu, Ical: Alhamdulillah, itu fitnah
ILUSTRASI. Crowdfunding


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Sekjen Partai Golkar Lalu Mara Satria Wangsa mengatakan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) alias Ical tidak tahu jika rombongannya belum membayar minuman ringan es tebu dari seorang pedagang kaki lima (PKL) ketika mengunjungi Jambi, Senin (4/11/2013).

"Pak ARB tidak tahu dan minum (es tebu) juga tidak," kata Lalu Mara ketika dikonfirmasi.

Dia membantah jika penjual es tebu tidak dibayar oleh rombongan Golkar.

"Itu tidak benar," katanya.

Sebelumnya, Acit penjual es tebu itu mengaku belum dibayar oleh rombongan Golkar yang dipimpin Ical.  Namun pada malam harinya, setelah ramai diberitakan media massa, seorang yang tidak dikenal mendatanginya dan membayar semua biaya es tebu sebanyak 90 gelas dengan harga Rp 360 ribu itu.

Lalu Mara menduga si penjual tebu memanfaatkan nama besar ARB.

"Setiap acara kan sudah dipersiapkan dengan baik. Bahwa ada yang berjualan di sekitar acara, kan tidak bisa dilarang. Seperti ada resepsi, bahwa ada yang jualan rokok di sekitar hotel sultan, masa si tukang rokok nagihnya ke yang resepsi?" kata Lalu Mara.

Orang kepercayaan Aburizal Bakrie ini mengatakan. "Semakin tinggi pohon, ya angin semakin kencang. Beliau (Ical) nyebut Alhamdulillah Difitnah. Kan beliau dapat pahala," kata Lalu Mara menirukan ucapan Ical.

Menurut dia si penjual es tebu sudah minta maaf atas kejadian itu.

"Saya Minta maaf ke Pak ARB dan Golkar karena tidak menyangka jadi seperti ini. Apalagi ternyata saya dibayar jauh lebih besar dari tagihan," kata si penjual es tebu seperti diutarakan Lalu Mara.

Kata Lalu Mara, si penjual es tebu itu juga heran karena masalah itu terlalu dibesar-besarkan media massa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×