Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Sistem cek bansos Banyuwangi ini sengaja dia bangun agar warga bisa melaporkan orang lain, karena tidak semua warga bisa dan mengunakan internet. "Jadi warga yanng melek internet bisa membantu," kata Azwar.
Kedua, di cek bansos Banyuwangi warga bisa mengecek apakah dirinya sebagai penerima atau tidak, denga memasukkan Nomor Induk Kependudukan.
Soal mengapa Banyuwangi membuat pelaporan bansos secara online? Azwar Anas menyebut saat ini sudah 269.000 keluarga Banyuwangi terjangkau berbagai program sosial, mulai Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Bantuan Pangan Provinsi Jatim, dan jaring pengaman Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Tapi ia menyadari tentu sangat dimungkinkan masih ada warga Banyuwangi yang terdampak krisis akibat virus corona Covid-19 yang belum menerima bantuan, mengingat dampak pandemi Covid-19 sangat dinamis dari hari ke hari. Karena itulah pemerintah mapun warga bisa aktif di cek bansos Banyuwangi ini.
Warga yang belum masuk dalam skema penerima bantuan itu bisa melapor denga sistem cek bansos Banyuwangi. "Bisa milih, lapor konvensional ke kantor desa, kelurahan atau kecamatan, bisa juga lapor online," katanya.
Sejak dibuka pertengahan Mei 2020, cek bansos Banyuwangi sudah menerima 5.000 pelapor online. Verifikasi dilakukan berbasis NIK dan verifikasi lapangan.
Untuk distribusi bansos sembako setelah masuk cek bansos Banyuwangi tentu tidak satu per satu orang tapi dibuat per tahap per kecamatan agar efektif.
Misalnya ada warga melapor lewat cek bansos Banyuwangi 7 hari lalu, waktu terima sembakonya bisa jadi sama dengan warga yang melapor 3 hari lalu, karena dalam satu tahap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News