kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yang harus segera dilakukan menteri ekonomi


Senin, 27 Oktober 2014 / 13:52 WIB
Ini yang harus segera dilakukan menteri ekonomi
ILUSTRASI. Konstruksi pembangunan wahana permainan, apartemen dan hotel Transpark Cibubur, yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk - wika gedung WEGE, Selasa (23/4) Depok, dokumentasi: Amalia Nur Fitri


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Hari ini, Senin (27/10) Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah resmi melantik 34 menteri terpilih kabinet kerja. Para menteri tersebut terutama menteri ekonomi mempunyai tugas yang harus segera diselesaikan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pekerjaan rumah yang perlu disikapi oleh menteri ekonomi adalah risiko defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan mempunyai risiko dari adanya guncangan pada transaksi finansial.

Hal ini sebagai akibat kecenderungan suku bunga Amerika yang akan mengalami kenaikan.

Maka dari itu, menurut Agus, sebagai langkah antisipasi krisis perlu ada Undang-Undang (UU) Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). "Dengan adanya itu akan membuat kita dapat lebih siap kalau seandainya ada tekanan dari luar ke Indonesia," ujar Agus di Jakarta, Senin (27/10).

Selain risiko defisit transaksi berjalan, yang perlu juga diselesaikan adalah risiko fiskal. Hal ini sebagai dampak penerimaan pajak yang turun karena harga komoditi yang lemah.

Di sisi lain, pada pos pengeluaran terdapat beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang besar. "Subsidi BBM perlu dikendalikan supaya pengelolaan lebih baik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×