Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah punya tiga jurus jitu dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa daerah. Ketiga jurus itu diyakini dapat mengurangi kebakaran yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera.
Menteri Koordinator (Menko) Politik Hukum dan HAM (polhukam) Wiranto mengatakan, langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah tahap pencegahan, di mana hal ini ada dalam wilayah Kementerian Keuangan untuk merencanakan upaya sebelum kebakaran terjadi.
“Tapi kalau sudah terbakar itu wilayah menko polhukam. Untuk memadamkan itu wilayah saya, tapi kalau nanti pada tahap pemulihan setelah kebakaran, itu tugasnya Menko PMK,” katanya saat ditemui di gedung Kemko polhukam, Selasa (14/8).
Selain itu, pemerintah juga perlu menyiapkan saluran pompa air, embung, satgas, hingga posko-posko. Selain itu patroli terpadu tetap di jalankan bersama TNI dan Polri. Selain itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah menyewa helikopter sebanyak 20 unit.
“Dalam hal ini terdapat kendala yakni izin terbang dan pindah lokasi. Kita izinkan khusus untuk kebakaran hutan maka heli pindah lokasi yang ada masalah,” tambahnya.
Dia melanjutkan, tahapan kedua yakni soal masyarakat yang masih memiliki kebiasaan membakar hutan untuk ladang. Hal ini memang tidak mudah diselesaikan lantaran ada kearifan lokal mereka dibolehkan membakar dua hektare.
“Tapi kan tidak bisa disiplin, api dan angin kan tidak bisa kompromi, kalau tidak diawasi dengan baik bisa terbakar sekian hektare. Untuk itu kita terjunkan tim terpadu mengawasi ini,” jelasnya.
Pemerintah untuk itu sedang mencari cara agar tidak dilakukan pembakaran. Meski terbilang mahal karena menggunakan alat berat. Sementara ini pemerintah ajak pihak swasta untuk menjadi bapak asuh peladang ini.
Tahapan selanjutnya menyangkut patroli, di mana pemerintah mengerahkan patroli terpadu untuk mencari titik rawan kebakaran.
“Setelah melihat hotspot mereka meninjau ke lapangan. setelah dapat kepastian, laporan ke posko dan posko menggerakkan saran ke sana. sebelum kebakaran memang sudah digalakkan membuat embung air, pompa pompa air, karena sementara ini melawan api kan air. jadi harus ada air,” jelasnya.
Dia menambahkan, dalam menghadapi bahaya kebakaran hutan pada tahun 2018, pemerintah melakukan hal tersebut dengan pengalaman yang sudah ada, koordinasi yang ketat, menggunakan prosedur kerja sama, prosedur langkah baik pencegahan dan penindakan.
“Berbagai daerah sudah seragam bagaimana menyiapkan penanggulangan kebakaran itu. Mudah-mudahan musim hujan segera tiba, sehingga dampak dan akibat kebakaran hutan itu bisa diminimalisir,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News