kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ini tantangan untuk presiden setelah SBY


Minggu, 02 Maret 2014 / 15:45 WIB
Ini tantangan untuk presiden setelah SBY
Asing Banyak Memborong Saham-saham Ini Saat IHSG Terkoreksi Kemarin


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berakhir Oktober mendatang. Partai Demokrat mengatakan, selama sepuluh tahun, selain memiliki capaian, ada pekerjaan rumah yang menjadi tantangan bagi presiden selanjutnya yang menggantikan SBY.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Kastorius Sinaga, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (2/3/2014). "Yang pertama adalah disparitas atau kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dan kelompok miskin," katanya.

Kastorius mengakui, pertumbuhan ekonomi di era SBY menciptakan fenomena ketimpangan ekonomi. Di satu sisi, rakyat semakin makmur, tetapi di sisi lain, masih banyak masyarakat yang miskin.

Pemerintah, kata dia, sudah berupaya untuk mengatasi ketimpangan itu lewat berbagai program bantuan sosial, kredit usaha rakyat, dan sebagainya. "Tapi itu masih kurang," ucap anggota Komisi I DPR RI itu.

Tantangan kedua, ujar Kastorius, adalah sistem presidensial rasa parlementer. Dia mengatakan, dengan sistem politik Indonesia seperti sekarang ini, partai politik sulit untuk membangun single-majority di parlemen.

"Persoalannya, koalisi saat ini belum terlembaga dengan baik. Jadi siapa pun presidennya nanti akan menghadapi kegamangan ini," katanya.

Tantangan yang ketiga, kata dia, adalah persoalan otonomi daerah. Ia mengatakan pola hubungan kekuasaan pusat dan daerah di era desentralisasi membutuhkan sosok pemimpin yang berwibawa.

Kastorius menambahkan, tantangan lain yang harus dihadapi presiden mendatang adalah keberadaan kelas menengah. Menurutnya, kelas menengah Indonesia dikenal kritis dan memiliki harapan yang tinggi.

"Jadi pemerintahan ke depan harus melayani dan memenuhi ekspektasi mereka yang tinggi," tandasnya. (Rahmat Fiansyah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×