kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Ini tanggapan Komnas HAM atas keputusan pemerintah tidak akan pulangkan ISIS eks WNI


Jumat, 14 Februari 2020 / 20:30 WIB
Ini tanggapan Komnas HAM atas keputusan pemerintah tidak akan pulangkan ISIS eks WNI
ILUSTRASI. JAKARTA,10/02-TOLAK WNI EKS ISIS. Sejumlah warga berunjukrasa di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (10/02). Dalam aksinya mereka meminta kepada Presiden RI Joko Widodo untuk menolak kembalinya 600 WNI eks kombatan ISIS ke tanah air. KONTAN/Fransiskus Si


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo

Walaupun prosesnya akan sangat sulit, tetapi menurut Ahmad hal ini lebih baik daripada tidak melakukan sesuatu sama sekali. Pasalnya, itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh negara.

Baca Juga: Jokowi: Pemerintah tidak punya rencana memulangkan ISIS eks WNI

"Tanggung jawab tetap harus dilakukan, tetapi kalau tugas itu berat kita paham tidak gampang itu. Negara juga harus hadir menunjukkan tanggung jawabnya. Meskipun dia orang jahat, tetapi negara tidak boleh tidur, negara tetap harus bekerja mengatasi semua masalah," pungkasnya.

Intinya, Ahmad meminta agar ftf di Suriah harus diadili dengan proses hukum yang baik dan melibatkan banyak pihak. Jika dalam prosesnya mengalami kesulitan, maka pemerintah dapat meminta bantuan ke negara lain, apalagi dengan status Indonesia yang saat ini menjadi anggota Dewan Keamanan PBB.

"Kita harus tampil untuk menunjukkan bahwa Indonesia itu hebat. Ini negara kuat kok, sistem hukumnya makin baik, instrumen keamanannya makin bagus. Saya percaya negeri ini luar biasa kuat, masyarakatnya juga kuat, jadi kita nggak perlu gentar menghadapi mereka," kata Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×