kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini syarat Indonesia untuk menjadi negara maju


Sabtu, 22 Februari 2014 / 10:00 WIB
Ini syarat Indonesia untuk menjadi negara maju
ILUSTRASI. Pemerintah juga hanya menyerap Rp 755 miliar dari hasil lelang sukuk negara dari penawaran Rp 7,05 triliun KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

BRISBANE. Indonesia perlu melakukan investasi di bidang sumber daya manusia untuk mendorong transformasi ekonomi dari negara dengan pendapatan menengah menjadi negara maju. Demikian disampaikan Menteri Keuangan Chatib Basri dalam kuliah umum di Australian National University (ANU), Canberra, Jumat (21/2/2014).

"Human capital, infrastruktur, dan aspek kelembagaan merupakan tiga hal yang harus dilakukan untuk memastikan ekonomi Indonesia terus tumbuh di masa mendatang," ujar Chatib di depan 200 peserta kuliah umum, seperti dikutip dalam siaran berita dari KBRI Canberra.

Menkeu mengatakan bahwa saat ini ekonomi Indonesia telah keluar dari situasi sulit yang diakibatkan krisis ekonomi global dan faktor-faktor ekonomi domestik. Melalui serangkaian kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, beberapa indikator ekonomi makro saat ini menunjukkan tren positif.

Indikator positif itu, sebut Chatib, antara lain berupa defisit neraca pembayaran dan tingkat inflasi berhasil diturunkan, nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan, dengan angka pertumbuhan ekonomi tercatat masih cukup tinggi.

Dalam konteks hubungan Indonesia dengan Australia, Chatib mengatakan kedua negara punya potensi besar untuk membangun kemitraan ekonomi dan memainkan peran dalam rantai pasokan global (global supply chain).

Sehari sebelumnya, Menkeu juga tampil sebagai salah satu pembicara dalam diskusi panel sekaligus peluncuran buletin East Asia Forum Quarterly di ANU. Mengambil topik Indonesia’s Choices, diskusi juga menampilkan panelis Prof Andrew MacIntyre, Prof Hugh White, dan Prof Virginia Hooker.

Chatib meluangkan pula waktu untuk berwawancara dengan beberapa media Australia seperti ABC dan SBS. Dia berada di Australia dalam rangka menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota G-20 yang diselenggarakan di Sydney pada 22-23 Februari 2014.

Selama di Canberra, Chatib juga bertemu dengan perwakilan mahasiswa Indonesia. Dalam acara yang diselenggarakan di KBRI tersebut, dia menyampaikan berbagai perkembangan di Tanah Air dan berdialog mengenai berbagai isu ekonomi terkini. (Harry Bhaskara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×