kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,00   0,81%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,76   1,36%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,24   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,54   1,04%
  • IDX80 127   1,40   1,11%
  • IDXV30 134   0,16   0,12%
  • IDXQ30 149   1,66   1,12%

Ini Strategi Pemerintah Genjot Kinerja Investasi, Menuju Negara Berpenghasilan Tinggi


Selasa, 06 Agustus 2024 / 18:04 WIB
Ini Strategi Pemerintah Genjot Kinerja Investasi, Menuju Negara Berpenghasilan Tinggi
ILUSTRASI. Indonesia sudah memiliki Road Map Indonesia Emas 2045 untuk mencapai target menjadi negara berpenghasilan tinggi.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sudah memiliki Road Map Indonesia Emas 2045 untuk mencapai target menjadi negara berpenghasilan tinggi.

Wakil Menteri Investasi, Yuliot Tanjung mengatakan bahwa pada periode kepemimpinan Presiden Jokowi telah meletakan fondasi pembangunan berkelanjutan yang merata di seluruh daerah melalui penyediaan pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh daerah.

"Hal ini terlihat dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) porsinya luar Jawa sudah lebih besar," kata Yuliot kepada Kontan, Selasa (6/8).

Baca Juga: Bahas Ekonomi, Pajak hingga Keuangan Global

Yuliot menerangkan ada sejumlah strategi untuk menarik investasi. Pertama, peningkatan investasi nilai tambah atau hilirisasi di dalam negeri. Kedua, investasi teknologi tinggi berbasis riset dan inovasi. Ketiga, investasi hijau (Green Investment) bagi pemenuhan pangan dan energi. 

Keempat, investasi manufaktur substitusi impor dan orientasi ekspor. Kelima, investasi di bidang infrastruktur. Keenam, investasi padat karya. Ketujuh, penguatan investasi jasa.

"Investasi tahun ini target Rp 1.650 triliun. Capaian hingga Semester 1/2024 Rp 829,9 triliun (50,3%). Kementerian Investasi optimistis target tersebut bisa tercapai," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, laporan Bank Dunia bertajuk World Development Report 2024: The Middle Income Trap melaporkan bahwa Indonesia masuk kategori upper middle income country atau negara berpendapatan menengah-atas.

Bank Dunia menilai ada sejumlah faktor yang membuat negara-negara berpendapatan menengah terjebak dalam stagnasi ekonomi, mulai dari penuaan populasi, peningkatan proteksionisme, serta kebutuhan transisi energi.

Bank Dunia mengidentifikasi, ada strategi 3i untuk keluar dari middle income trap. Namun, strategi tersebut memerlukan penyesuaian dari perkembangan ekonomi di negara masing-masing.

Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Hasil Pertemuan G20 Brasil, Apa Saja?

Fase 1i adalah investasi. Negara-negara berpendapatan rendah perlu fokus pada peningkatan investasi publik dan swasta untuk membangun fondasi ekonomi yang kuat. Namun, ketika mereka mencapai status berpendapatan menengah ke bawah, mereka perlu mengubah arah dan memperluas campuran kebijakan ke fase selanjutnya.

Fase 2i adalah investasi dan infusi. Fase ini terdiri dari adopsi teknologi dari luar negeri dan menyebarkannya ke seluruh perekonomian.

Fase 3i adalah investasi, infusi, dan inovasi. Pada tingkat berpendapatan menengah ke atas, negara-negara harus mengubah arah lagi ke fase yang terakhir. Mereka tidak diperbolehkan lagi mengadopsi  ide teknologi dalam kegiatan produksi perekonomiannya, tapi harus mencapai ke tahap inovasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×